swaplagiarisme dan mendaur ulang olahkata sendiri
Hobi bercocok kata yang kulakukan. Sambil menulis sambil
belajar aturan main, tata cara, kode etik berbahasa tulis dengan benar dan
baik. Agar tumbuh sesuai kodratnya. Perlu bibit pemilihan kata maupun lahan
garap yang menjanjikan.
Jangan pakai modus, tebar, sebar dan tabur biji pepaya. Biarkan alam akan
menyeleksi. Hanya berapa persen yang tumbuh menjadi pohon. Seleksi silih
berganti. Muncul ATHG (ancaman, tantangan, hambatan, gangguan) oleh pesaing
atau sentimen lingkungan.
Oleh karena itu, seyogyanya siapkan bibit kata yang
bernas, unggul. Hasil uji lab bahasa atau memang sudah gen silsilahnya. Dari sono-nya. Jangan malu dan ragu buka kamus. Studi banding
dengan menyimak karya tulis siapa pun. Pasang telinga, utamanya radar hati
utnuk menangkap ayat alam.
Celetukan anak kemarin sore. Celotehan wajah lugu pembeli
di pedagang sayur kagètan. Sampai guyon waton komunitas dadakan. Menjadi sumber inspirasi yang alami. Layak
didalami. Enak dan nyaman di lidah lokal.
Pengalaman yang ditularkan dari orang yang berpengalaman
menulis. Anjuran ybs, dengan gaya ujaran. Agar saya menulis dengan bahasa
Inggris. Beda bahasa beda gaya tulisan. Memperkaya tata bahasa. Bagaimana membuat
kata awal pada kalimat atau paragraf.
Tak jarang. Liwat jasa tak berbayar internet. Mencari tema,
pokok bahasan, kajian dengan kata kunci. Bisa jadi terjadi muncul tulisan
sendiri. Girang jika ada artikel pihak lain. Bak katak keluar dari kungkungan
tempurung. ATHG untuk berolah kata dengan lebih cerdas. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar