Halaman

Kamis, 04 April 2019

swaplagiarisme dan mendaur ulang olahkata sendiri


swaplagiarisme dan mendaur ulang olahkata sendiri

Hobi bercocok kata yang kulakukan. Sambil menulis sambil belajar aturan main, tata cara, kode etik berbahasa tulis dengan benar dan baik. Agar tumbuh sesuai kodratnya. Perlu bibit pemilihan kata maupun lahan garap yang menjanjikan.

Jangan pakai modus, tebar,  sebar dan tabur biji pepaya. Biarkan alam akan menyeleksi. Hanya berapa persen yang tumbuh menjadi pohon. Seleksi silih berganti. Muncul ATHG (ancaman, tantangan, hambatan, gangguan) oleh pesaing atau sentimen lingkungan.

Oleh karena itu, seyogyanya siapkan bibit kata yang bernas, unggul. Hasil uji lab bahasa atau memang sudah gen silsilahnya. Dari sono-nya. Jangan malu dan ragu buka kamus. Studi banding dengan menyimak karya tulis siapa pun. Pasang telinga, utamanya radar hati utnuk menangkap ayat alam.

Celetukan anak kemarin sore. Celotehan wajah lugu pembeli di pedagang sayur kagètan.  Sampai guyon waton komunitas dadakan. Menjadi sumber inspirasi yang alami. Layak didalami. Enak dan nyaman di lidah lokal.

Pengalaman yang ditularkan dari orang yang berpengalaman menulis. Anjuran ybs, dengan gaya ujaran. Agar saya menulis dengan bahasa Inggris. Beda bahasa beda gaya tulisan. Memperkaya tata bahasa. Bagaimana membuat kata awal pada kalimat atau paragraf.

Tak jarang. Liwat jasa tak berbayar internet. Mencari tema, pokok bahasan, kajian dengan kata kunci. Bisa jadi terjadi muncul tulisan sendiri. Girang jika ada artikel pihak lain. Bak katak keluar dari kungkungan tempurung. ATHG untuk berolah kata dengan lebih cerdas. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar