semangat bambu
runcing digital Nusantara, energi lokal nafsu global
Judul bagaikan kalimat sarat ironis. Tapi, memang
demikianlah adanya. Tanpa rekayasa dan adegan pembenaran yang diulang-ulang. Bersyukur,
bukti daya serap anak bangsa pribumi di atas rata-rata sesama negara ASEAN.
Modal lokal bisa menemus pasar dunia. Sebaliknya, kebutuhan
urusan dapur keluarga perlu bantuan asing. Apalagi tetek bengek urusan dapur
negara. Bisa pakai resep investor politik. Bangsa sosial tidak bisa berdiri sendiri.
Saling ketersalingan.
Mulanya ketika komputer, laptop sebatas pengganti mesin
ketik. Agar pedagang pasar tidak merekayasa alat timbang, maka dari itu
dipakailah timbangan digital. Pedagang emas butuh banget. Pakai takaran
gram-graman.
SPBU siap melayani pembeli bukan pakai standar liter. Pakai
sistem jatuhkan uang. Beda dengan ibu rumga beli rawit seribu rupiah. Demi stabilitas
pemanjaan lidah keluarga. Timbal balik sesuai asas untung sama untung.
Maunya jaga wibawa di panggung dunia. Tap perlu tampil
diri. Kirim pembantu petugas partai untuk berlaga. Ybs cukup blusukan, studi
banding di dalam negeri. Mengulang-ulang adegan pembenaran agar tampak nyata
benarnya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar