sigap lanjut ke babak pemulihan umum
Pasca palagan pemuas syahwat elite politik Nusantara. Bubaran arisan
kekuasaan antar periode. Pernah saya lantunkan liwat olahkata “menang memndapat
tulang, kalah kebagian kuah”. Pesta rakyat yang jauh dari kebutuhan rakyat. Jangan
bandingkan dengan negara lain yang masih kembang kempis. Ingat tajuk lain,
yaitu “pemulihan moral politik bangsa pasca pilpres 2019”.
Lepas dari fakta indeks demokrasi Nusantara 2018. Praktik demokrasi Nusantara tidak melulu berbasis
pada kebijakan partai. Seyogyanya, juga merespon perkembangan situasi kamar
sebelah, lawan politik, parpol peserta pemilu serentak 2019, multinasional dan
semi global. Loyalitas akibat dukungan biaya politik menjadi beban hidup.
Semenjak reformasi bergulir dari puncaknya, 21 Mei 1998. Bukan jaminan
bangsa ini dewasa politik. Adukan tidak merata menjadikan adonan politik
Nusantara, matang luar, keropos dalam. Rakyat penyandang hak politik, tidak
serta merta menjadi sumber daya politik.
Ironis binti miris, jika pesta rakyat sekedar menghadirkan menu bergengsi. Tak
ada menu lain. Jauh dari kebutuhan menu rakyat. Pihak yang berharap di luar
kapasitas diri, sigap ganti nama. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar