Anomali Arus Informasi, Pemacu dn Pemicu Apatisme
Publik
Efek domino publikasi secara masif tentang pelaku kebohongan, berita
bohong, promo barang / jasa tipu-tipu, malah akan menjadi senjata makan tuan.
Apalagi dilakukan oleh pihak berwenang tanpa takaran. Rahasia umum, barangsiapa
menguasai media masa akan mengendalikan emosi sebuah tirani.
Kian parah jika dengan asumsi, bahwa rakyat
menjadi sasaran empuk. Mudah disusupi berita baik dengan aneka polesan.
Tanpa tampak cacat bawaannya. Menjadi bagian utama kejahatan kerah putih.
Pengguna aktif alat berbasis teknologi informasi dan komunikasi, dimanapun,
kapanpun, sigap baca status. Jendela dunia terbuka. Memberi peluang anak bangsa
tidak sekedar baca status. Sumber ilmu bisa diserap lewat layar genggam. Masukan
substansi untuk pendidikan mudah diakses dan diunduh.
Budaya membaca beralih dan seolah meninggalkan tulisan cetak. Duduk diam di
rumahpun bisa mengembara jelajah kemana-mana. Soal penyakit anti-sosial memang
risiko tantangan zaman. Cerdas diri wajib dipupuk. Pandai-pandai memilah dan
memilih agar tak terbawa arus.
Akhirnya, rakyat paham dengan apa itu informasi yang benar dalam rangka
pembenaran secara sistematis. Ujaran lisan maupun ujaran tertulis, bak api atau
air. Daya simak rakyat melalui mata dan telinga, jangan disalahgunakan.
Niat mencerdaskan bangsa menjadi tujuan. Bukan sebaliknya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar