Halaman

Selasa, 23 April 2019

reuni kebangsaan Nusantara: gudhal, blobok, jalawatu, upil


reuni kebangsaan Nusantara: gudhal, blobok, jalawatu, upil

Memang bukan kejadian luar biasa maupun  kejadian biasa di luar. Acara di luar norma, adat wong timur  acap atraktif. Apalagi si tukang cuap, ucap adalah ahli tahi angin. Eloknya, gelembung, buih, busa menutupi teritorial Ibu Pertiwi. Seolah ada persatuan dan kesatuan antar pulau.

Kejadian apa pun asal mendapat pujian dari asing, dianggap prestasi di luar angan-angan politik dalam negeri. Rakyat yang tidak gagap ideologi, hanya bisa elus dada sendiri. Prihatin melihat martabat penguasa sedemikian dangkalnya.

Simak santai peribahasa: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.”  Demikianlah maksud fakta ada orang bebal yang mengulangi kebodohannya. Kata orang bijak, ada orang yang mengulangi kebodohannya, mengulangi dosanya alias pertobatan tanpa bukti. Orang macam ini dikatakan sebagai orang bebal.

Kotoran hati siapa dapat duga. Bahkan ybs merasa bersih-bersih saja. Tampilan wong bebal karena tidak membawakan peran dirinya sendiri. Sibuk mengurus kotoran orang lain. Bukan contoh, maraknya olok-olok politik sebagai simbol bebal politik.

Hubungan antar anak manusia politik, sesuai perjanjian bebas dengan penguasa alam lokal. Kian manusia mampu memproduk ampas pencernaan jiwa raga. Pratanda telah menyatu dengan sangkan paraning dumadi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar