aplikasi korup
Nusantara, kian setara dan solid
Praktik demokrasi Nusantara berbasis multipartai, ternyata mampu meningkatkan
koléktif kolégial, kohésivitas, soliditas, dan intimitas di antara partai
politik pro-penguasa yang sedang berjalan. Dukungan hukum rimba, terjadilah praktik
pasal intimidasi berbasis konstitusional.
Menurut Emile Durkheim (seorang sosiolog dari Prancis sekitar Abad ke-19),
dalam Doyle Paul Johnson (1981: 181): solidaritas menunjukkan pada suatu keadaan antar
individu dan atau kelompok, yang didasarkan perasaan moral dan kepercayaan yang
dianut bersama, yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Bahwasanya kemampuan menggunakan, menyerap anggaran pembangunan secara tak
langsung menunjukkan kinerja petugas partai di semua lini penyelenggara negara.
Kontrak politik di tiga pilar pemerintahan yaitu eksekutif, yudikatif, dan legislatif,
memunculkan lagu wajib “ayo korup”.
Tema lawas modus baru “ayo Bung
korup kembali”. Diyakini tanpa
perlu survei, jajak pendapat. Pasca pemilu serentak, kendati lanjut ke periode
selanjutnya. Tetap butuh perkuatan mental, jiwa, nyali diri. Pengalaman dengan
main cantik di ranah ongkos politik, dimungkinkan akan gemar gali utang tutup
utang.
Fakta asumsi historis tiap periode penguasa melahirkan budaya politik. Budaya
politik Nusantara masuk stadium parokial-kawula.
Rasa kesatuan ideologi atau sama-sama berideologi nasional Pancasila. Bukan
jaminan merasa menjadi bagian kecil republik ini. Malah, mendewasakan ambisi mimpi
politik untuk mengkangkangi Nusantara.
Menyangkut sumber nafkah, matapencaharian, pendapatan asli manusia politik.
Jangan abaikan fungsi legislasi wakil rakyat. Dukungan nyata dari hamba hukum,
aparat penegak hukum dengan menu “Buaya vs Cicak”.
Mengingat bahwa syahwat politik Nusantara dipelihara oleh negara. Menyadarkan diri sendiri bahwa masih banyak bentukan,
oplosan, kanibalisme partai politik di Indonesia yang hidup jauh dari budaya
manusia. Mengunggulkan sebagai partai unggulan.
Dalil asas mégatéga berbasis méntal baja tahan karat. Siap, sigap, siaga 24
jam mengungguli nilai-nilai peradaban. Adab politik di atas segala norma
kehidupan bermasyarakat, berbangsa. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar