Halaman

Minggu, 07 April 2019

méntalitas mbokdé mukiyo, ngadeg jejeg dredheg vs jégang sumelang wirang


méntalitas mbokdé mukiyo, ngadeg jejeg dredheg vs jégang sumelang wirang

Praktik edukasi, otodidak atau pembelajaran spiritual untuk mengenal jiwa sendiri. Lebih fokus menemukenali kanekaragaman jiwa. Sengaja mengabaikan tahap penyucian jiwa dan laku pensucian jiwa.

Rekam jejak keadaan kejiwaan anak bangsa pribumi, bumiputera, putra-putri asli daerah di Nusantara, menjadi  pengalaman pribadi yang hiperaktif. Bukan urusan benar atau salah, baik atau buruk. Memang tak wajar dipublikasikan apalagi sebagai promosi diri. Pola hidup berjiwa ini  tidak bisa diduplikasi, direplikasi oleh pihak lain.

Namanya manusia. lebih bangga dengan modal nama baik kakek nenek moyang. Tak perlu repot dan sibuk peras keringat sendiri. Duduk manis tahu-tahu sudah sampai.

Struktur politik yang tidak berlandaskan faktor jiwa, rentan gagal secara personal maupun kepartaian. Pengalaman berpolitik, bahkan sebuah bentukan parpol lokal lebih tua ketimbang NKRI, bukan jaminan matang jiwa.

Pola permainan yang mengandalkan peruntungan. Petaka politik mulai adanya asas oposisi setengah hati, oposisi banci. Sisi berlawanan tapi saling melengkapi. Pasal makar konstitusional oleh petugas partai yang sedang duduk manis di bangku cadangan. Masih untung, masih ada peluang untuk diterjunkan. Kalau sudah jadi kiper cadangan. Tunggu nasib buruk. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar