bersegera mewujudkan diri sebagai khairul bariyyah
Kapasitas dan daya tampung tubuh manusia terhadap tumbuh
kembang watak bawaan dan asupan watak luar diri. Watak bertolak belakang,
kontradiktif mampu berjalan mesra beriringan. Tampak rukun bahkan saling
mendukung.
Sebut saja watak tampilan diri. Di satu kubu, tak ada sebutir
niat menonjolkan diri. Nyaman bersembunyi di balik raga diri apa adanya. Pakai ilmu
padi. Kian menunduk tanpa sarat diri. Kubu lainnya jelas beda. Maunya atraktif.
Walau kalah klas namun tampak beda dengan iklim sejenis. Saking percaya
dirinya, tak malu bahkan bergengsi pakai ilmu kondom. Kian tegak karena sesuai
panggilan tugas.
Di dunia nyata. Antara faktor ajar, didik, panutan
berbaur di satu wadah kehidupan. Paling runyam, yang sekarang kiri besok ganti
posisi menjadi kanan. Yang seawal kanan akibat tekanan diri menyesuaikan diri
menjadi kiri.
Kian sempurna akal, manusia kian mahir mengakali dirinya.
Modus lama namun tetap laku. Memanipulasi diri. Sigap merendahkan diri, tapi
bukan rendah hati. Tepuk dan busung dada, pasang wajah sangar.
Apa arti diri ini. Mau dibawa kemana saat kita pergi. Selagi
kita masih mampu berpijak tegak di tanah. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar