Indonesia,
wajah asinmu tetap membara
Padang air di teritorial perairan
Indonesia serba menjanjikan. Sanggup memakmurkan bangsa lain. Menjadi sumber
pendapatan asing negara lain. Sambil liwat bisa sedot isi lautan. Tak kurang
kapal laut berbendera negaranya, buang sial di hamparan ‘samudra tak bertuan’.
Sejauh mata memandang, kuman di
seberang lautan bertebaran. Siap mencaplok wilayah Nusantara. Kakek nenek
moyangku orang pelaut. Belum semua manusia dan atau orang, anak bangsa pribumi
pernah melihat laut. Karena rekreasi ke pantai, mata terbuka luas sejauh
pandang.
Menjaga WC umum yang komersial agar
tetap sesuai standar higiénis, sudah kalng-kabut. Apalagi laut – yang bak WC
umum tanpa tepi – butuh kerja sama saling menguntungkan dari berbagai pihak.
Peradaban umat manusia yang sukses
membudidayakan, memperdayakan tanah daratan, terbukti dengan air laut bisa
dirasakan di darat. Rakyat bisa merasakan asinnya garam asli laut dari laut
seberang lautan. Demi rakyat penyuka makanan asin, pemerintah terpaksa impor
garam.
Kita wajib bersyukur Deklarasi
Djuanda tanggal 13 Desember 1957 merupakan landasan struktural dan legalitas
bagi proses integrasi nasional Indonesia sebagai negara maritim. Secara
geografis, posisi benua Maritim Indonesia terletak pada suatu kawasan yang
rentan, riskan, rawan. Interaksi positif dengan mekanisme perubahan iklim
global.
Konsep negara maritim yang tidak
lepas dari kekuatan pertahanan. Ditunjang konektivitas dan kemanfaatan tol laut.
Negara mampu memanfaatkan potensi sumber daya laut dan menjaga kedaulatan
wilayah lautnya.
Catatan sejarah umum. Pada tahun
1605 Belanda dengan Verenigde Oost Inditsthe Compagnie (VOC) menerapkan
strategi “Command at Sea”. Berhasil menurunkan semangat dan jiwa maritim serta mampu
mengubah watak sosial masyarakat Indonesia yang semula bercirikan kemaritiman
menjadi kontinental-agraris. Penjajahan budaya dan ideologi asing semangkin
membuat Indonesia lupa daratan ingat kursi kuasa.
Jumlah penduduk Nusantara nomor empat
di dunia, berpotensi sebagai sumber daya manusia maritim termasuk effective occupation di laut. Pengalaman
manusia politik memacu dan memicu penggunaan asam garam kehidupan. Garam menurut
cita rasa politik tak lagi asin. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar