Halaman

Senin, 17 September 2018

berburu kalimat sampai tepi waktu


berburu kalimat sampai tepi waktu

Antara hobi, amal atau sosial, profesi tidak ada beda atau sama yang mencolok. Panggilan jiwa, kerja apapun sebagai ibadah. Mengacu pola subsidi silang. Ketiga atau lebih aspek berperikehidupan tadi bisa disinerjikan dengan optimal. Saling mengisi, memperkuat. Tidak ada hitung-hitungan namun tetap berpehitungan dengan santun,

Langsung saja ke niat membuat judul. Fokus pada menulis. Basiknya adalah calistung plus. Menulis tidak sekedar merangkaian huruf, abjad khususnya kata. Sisi lain, insting akan manfaat angka melengkapi proses penulisan.

Kalimat atau rangkaian kata yang bermakna, akan lebih bernas jika bersifat matematis. Beda atau mirip dengan not lagu yang bisa mengiringi lagu. Artinya, kalimat skala manusia, sesuai jangkauan fisik manusia. kalimat skala tuhan, sengaja tidak saya beberkan. Belum cukup ilmu.

Umumnya manusia dan atau orang Nusantara, dari generasi ke generasi. Tak mau berkeringat dalam berbahasa, khususnya bahasa tulis. Radar mata lebih peka ketimbang radar telinga. Tidak juga. Malah ada yang dua-duanya tidak peka.

Ilmu urai bahasa, rasanya mengalami pasang surut dalam praktiknya. Semakin kehidupan ini tidak menapak ke bumi, kita semain jauh dari bahasa. Fakta dan data lapangan, dibahasakan malah menjadi tidak bunyi.

Tayangan, liputan langsung di lokasi kejadian perkara atau bukti foto, bisa dimanipulasi, direkayasa sesuai selera si ‘pemesan bahasa’.

Contoh nyata dan jelas nyata, yaitu bagaimana kita membahasakan lema ‘miskin’. Lawan katanya adalah ‘kaya’, sudah tidak klop lagi. Malah saling memperkuat istilah atau ilustrasi kehidupan. Saking banyak contohnya, tidak bisa dibukukan, dibakukan.

Efek domino peradaban teknologi terasa sampai anak yang belum umur. Mau bilang khususnya teknologi informasi dan komunikasi, rasanya lebih banyak korban sebelum waktunya. Pihak paling berwajib sudah mengaturnya. Tentu untuk kepentingan sesat dan sesaatnya, satu periode, agar aman sampai tujuan.

Lingkungan hidup terkontaminasi lalu lintas frekuensi aliran suara bebas.

Kebebasan bersuara, seolah tidak ada aturan mainnya. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar