Halaman

Kamis, 13 September 2018

(pasca) periode kedua vs sudah terantuk, baru tengadah

(pasca) periode kedua vs sudah terantuk, baru tengadah

Pendekatan moral berkeadaban ambang minimal pun tidak bisa dipakai untuk memahami modus, rekayasa, manipulasi politik. Secara medis, menu politik tidak jelas haram halalnya, namun konstitusional. Layak dipakai di kondisi darurat maupun keadaan normal.

NKRI bersyukur, karena satu-satunya negara anggota PBB yang memilki Pancasila. Sedemikian kepemilikannya, sehingga gaung, gema kemanfaatannya sulit dilacak radar asing. Bahkan badan PBB yang menangani HAM, sulit menemukan jejak sejarah, napak tilas Pancasila.

Jangan abaikan lakon ‘asu mbalèni piringé vs panguwasa mbélani kursiné’. Adat dan adab manusia ingin mengulang apa saja yang dirasa kurang. Merenung  atau menyesal mengapa dulu tidak berbuat banyak. Tahu akibat ulah dunia di akhirat. Ikhwal ini dijelaskan secara berulang melalui firman Allah swt melalui surah Al Qur’an dan/atau Sunnah atau Hadits Rasulullah saw.

Di panggung politik, beredar fatwa bahwa pemain tua sudah membosankan atau nyaris tak populer. Jangan lupa, semangat 1945 bisa tetap membara akan tetapi semangat Reformasi tak kalah garang. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Menang disumpah, kalah disumpahi.

Mendaur ulang masa lalu, menghadirkan kejayaan masa lalu dikemas dengan syahwat terkini. Perilaku ngorèti ceting. Ingat judul “mbalèni sega wadhang vs mbélani sega wadhang”. Terlupakanlah akan nasib karakteristik generasi Nusantara, silau masa lampau vs alérgi masa depan.

Tidak bisa dipersalahkan melanggar pasal, jika pemerintah lebih peduli pada penyiapan generasi masa depan yang siap estafet kepemimpinan nasional. Diutamakan penyiapan generasi masa depan berbasis politik kekuasaan. Sebagai pewaris dari penguasa tunggal.

Di sisi lain, wajar muncul generasi yang dengan sengaja memperkeruh suasana. Sekalian jadi sama-sama kacau. Daripada berharap tanpa kejelasan. Ibarat burung pungguk merindukan kursi di bulan.

Manusia sosial, manusia ekonomi bukannya tak peduli dengan nasib bangsa. Sebut saja manusia ekonomi, mereka malah jauh tahun sudah berpolitik. Tak kita sadari, justru mereka bermain cantik di belakang layar. Bisa menentukan siapa bermain sebagai apa. Termasuk peran khusus petugas partai 2014-2019. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar