Halaman

Rabu, 26 September 2018

koalisi kampanye negatif, duduk sama menjinjing vs berdiri sama memikul


koalisi kampanye negatif, duduk sama menjinjing vs berdiri sama memikul

Tergantung nilai, kadar pesanan. Mau diinteraksikan secara aktif edukatif dengan pitutur luhur “mikul dhuwur mendhem jero”, tergantung kesepakatan untuk sepakat. Ujaran tadi maksudnya adalah: mikul dhuwur tegesé bisa nggawé arum asmané wong tuwa, déné mendhem jero tegesé bisa nutupi cacadé wong tuwa.

Semua bisa dilakukan sambil tahan tawa. Soal adegan rekayasa, manipulasi acara, maupun atraksi-atraksian. Siapa mau jadi apa. Tidak hanya itu. Selama satu periode lakon, mau jadi apa saja. Kuat bayarannya dan berani malu komplit.

Masalah utama yang menggigit, fakta lawan makna dari pitutur luhur yang mendominasi jiwa panguwasa. Aneka ujaran fungsi rasa benci, nista diri, bodoh rupa. Bisa ditemui atau dilakukan oleh pengguna aktif media sosial. Loyalis tulen penguasa yang siap berjibaku. Tim sukses menjadi lawan terselubung, pesaing berlapis, rivalitas ganda.

Hebatnya paslon capres dan cawapres, semuanya sudah punya susunan kabinet. Sebagai penyemangat. Karena lengah sedikit, kursi diserobot teman sebangku. Argo politik memacu adrenalin semua pihak bekepentingan.

Fokus ke pilpres 2019, tak heran kemelut pemilu legislatif tampak adem ayem di permukaan. Sebagai penentu langkah pilpres 2024. Perang dingin antar parpol semakin memanas. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar