Halaman

Sabtu, 08 September 2018

berkat uban, tukang parkir bantu menyeberang jalan


berkat uban, tukang parkir bantu menyeberang jalan

Sopir angkot, sudah hidupkan lampu tanda belok kanan, ditambah tangan kanan keluar jendela memberi tanda. Masih kurang. Tampang ditongolkan. Pemotor segala usia, tak beri kesempatan. Yakin diri, tambah gas, dengan gagah dan garang mau menyalip.

Bayangkan, angkot yang masuk kategori raja jalanan atau setan jalanan, tak dianggap. Apalagi penyeberang jalan. Zebra cross tak ada pengaruhnya. Satpam yang mengatur arus keluar masuk sekolahan pun, terkadang dianggap tidak ada.

Makanya, jika saya pulang naik angkot. Tetap duduk sampai angkot putar arah, baru turun. Aman. Tidak perlu menyeberang sendiri.

Sebulan sekali harus menyeberang jalan saat ke BRI. Ambil uang pensiunan. Kebetulan, sisi jalan yang saya liwati sedang ada proyek galian kabel PLN. Sabar, menunggu lalu lintas aman. Namanya motor, jalan menyempit, tetap tak mau mengalah.

Bersyukur, tukang parkir BRI sigap. Dia datang dan tangan saya digandeng menyeberang. Seperti menyeberangkan kakek-kakek. Memang saya sudah kakek. Tapi tidak kakek-kakek. Premotor terpaksa mengalah. Pengemudi mobil lebih bijak.

Bisa saja, karena tukang parkir warga lokal. Menyerempet, urusan bisa selesai di tempat. Tak perlu pakai berapa babak. Cukup satu babak. Babak belur. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar