Halaman

Sabtu, 15 September 2018

keblusuk di tahun politik vs melesat pesat di jalan sesat


keblusuk di tahun politik vs melesat pesat di jalan sesat

Fenomena politik Nusantara bak anomali iklim, cuaca. Sistem ketahanan pangan dan kedaulatan pangan lokal dengan cerdas memanfaatkan musim yang sedang praktik. Mereka tahu isi hati alam semesta. Dengan hukum alam jangan main serobot, asal kuasa. Apalagi dengan hukum Allah swt.

Pasang surut kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat tergantung musim kawin flora dan fauna di muka bumi. Semua hari baik bagi kawanan pemburu kursi negara dan atau kursi daerah.

Réntenir politik semakin sibuk, asyik, rajin di akhir paruh periode 2014-2019. Tensi penguasa semakin sensitif. Arus semakin deras. Apa saja dijadikan pegangan agar tak hanyut ke dasar kubangan.

Mencari pasangan duet bukan karena kesesuaian atau idealisme diri. Tekanan investor politik lokal sudah terasa. Apa jadinya nanti jika skenario dan konspirasi dengan tarif baru. Selain melonjak diikuti syarat tanpa syarat, tidak mengikat. Sewaktu-waktu berubah dan tidak punya hak protes.

Praktik politik aneka muka, rupa, wajah, roman lebih meyakinkan ketimbang politik dua kaki. Karakter manusia yang divisualkan oleh wayang kulit mengikuti tantangan zaman. Kombinasi, sosok kesatria namun watak raksasa. Sosok hawa, namun lebih buas daripada buta penghuni belantara.

Tak salah kalau wajah politik Nusantara tampak menarik di usia promo. Setelah laku, baru kelihatan setan belangnya. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar