Halaman

Senin, 04 Maret 2019

réla diri menyorongkan kepala(n), debat kusir vs debat kursi


réla diri menyorongkan kepala(n), debat kusir vs debat kursi

Adat, adab putra-putri asli daerah memposisikan kepalanya. Menunjukkan identitas daerah dan karakter kebangsaan. Harga diri, jati diri, wibawa diri sudah menjadi satu paket. Kepastian yang selalu tidak pasti adalah dimana bumi dipijak, diinjak, ditapaki. Harga telur ayam tidak pasti.

Kewajiban ayam petelur menyumbang telur bagi kesehatan bahkan kelangsungan hidup manusia. Asas timbal balik sesuai usai teknis. Produktivitas menurun atau tak sesuai spesifikasi, berakhirlah riwayat. Janga lupa, ayam petelur tak punya hak menetapkan harga eceran tertinggi, harga jual telurnya. Biaya politik mendatangkan bahan baku pakan unggas, menjadi tolok ukur kinerja manusia ekonomi.

Nasionalisme zaman yang belum menetapkan sejarahnya. Masuk ranah bela negara, aku cinta produk lokal, NKRI harga mati atau ramah investor asing. Kawanan anak bangsa pribumi, bumiputera yang melek internet, melek digital,maupun daya melak lainnya. Bak membuka aib diri dengan benderang. Jangan salahkan bak mengundang tamu tak diundang masuk merebahkan diri di kasur yang sama.

Kembali ke dunia ayam. Kokok ayam jago jelang fajar berkibar. Dianggap sebagai hal yang wajar. Tak ada derajat keilmuan yang menyentuh kupingnya. Sebagai pratanda, perlambang. Hanya gejala alam.

Di negara dengan musim berbeda. Beda pada responsibilitas penduduknya. Negara dengan dwipartai bahkan partainegara, tak bisa dijadikan rujukan, patokan. Indonesia bagaimana Indonesia, tergantung komen warta asing. Girang bukan kepalang jika dibilang Indonesia negara paling santai. Pengejawantahan dari pola hidup adem-ayem tata tentrem.

Daya jangkau belanja rakyat penyuka nasi, doyan sego mben dino. Memantapak filosofi, filsafat, falsafah hidup. Pada beras tidak berlaku kebijakan satu barang satu harga. Tiap teritorial punya panen beras. Beras mengenal status, klasifikasi berdasarkan kadar kebangsawanannya. Kadungan lokal malah membuat harga anjlok.

Nama bukan unggulan, tidak komersial pada beras. Kemasan, merek dagang yang senyap. Beras lokal sigap harga sesuai variasi, varian, jenis. Ada yang bisa simpan tahan lama. Ada yang awet di perut. Harga sesuai rupa, kualitas. Beras curah murah meriah.

Efek samping beras rakyat, tajin pengganti ASI. Kian diaduk, siap jadi bubur tak perlu pakai terlanjur.

Kawanan cerdik religi penyuka nikmat dunia melalui kuasa. Hanya kebagian sewadah tajin malah girang. Menduga susu segar. Langsung dari sapinya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar