Halaman

Minggu, 10 Maret 2019

modus politik Nusantara, mégatéganya ke bangsa sendiri


modus politik Nusantara, mégatéganya ke bangsa sendiri

Aroma irama politik lokal tergantung iklim global. Bermain cantik di kandang sendiri, kapan kebagian peran utama. Internasionalisasi PSSI, kalah greget dengan parpol. Kalah duluan lahir. NKRI saja kalah cepat.

Jangan salahkan sejarah jika ada parpol dengan asas semua warna. Nama besar leluhur, masih dirasa kurang menggigit. Jurus andalan menggunakan tenaga dalam, butuh energi ekstra. Mau tak mau, mengkuti irama bahasa tubuh. Pakai jurus tenaga luar.

Kisah senyatanya. Kian jam terbang sebuah parpol membubung tinggi, berbanding lurus dengan menukik tajam cerdas ideologi sang pilot. Kaderisasi lebih diartikan mewariskan kekuasaan. Rehabilitasi mental oknum ketua umum, pasca bencana politik. Malah ybs sebagai pencetus.

Bagaimana kawanan sebuah parpol untuk menang sekaligus melibas, melindas, menggilas, melumat lawan politik. Indonesia menjadi acuan tirani yang genit, kenes, serta nyaris.

Kalau rakyat bisa dikorbankan, mengapa pula harus dikobarkan nyali dirinya. Pas tagihan. Topeng apa yang harus ditampilkan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar