Halaman

Minggu, 17 Maret 2019

pasca pemilu serentak 2019 vs bubaran bal-balan


pasca pemilu serentak 2019 vs bubaran bal-balan

Anak bangsa pribumi, bumiputera, putra-putri asli daerah akan merasa bernyali, jika kumpul dengan kawanan senasib dan sealiran pemikiran politik. BK cukup butuh beberapa oknum untuk goncang dunia. Sekarang, oknum penguasa ahli ujaran nista, mampu mendegradasi peradaban bangsa.

Kebersamaan yang bukan gotong royong. Sinergi kebersatuan daya imajinasi, fanatisme sebagai loyalis total maupun loyalis abal-abal. Mendukung kesebelasan kebanggaan, pujaan hati. Rasa keakuan tersalurkan secara heroik. Libas tuntas lawan yang melintas.

Demi berhala politik, tak ada batas kasta, sekat strata. Sama-sama terjebak di kubangan media sosial, media dalam jaringan atau sebutan semaksud. Modal ujung jari tangan, mampu bersandiwara di bawah tempurung. Pilih tanding, semua lawan jenis.

Ketika manusia dan atau orang Nusantara tak mampu mengetahui siapa dirinya. Melihat ke atas, yang tampak garang, dianggap mewakili kebebalannya. Semakin girang jika mampu mengulang, mendaur ulang sampah politik. Bangga melampaui daya pikir diri.

Rakyat bersyukur tidak terjebak arus politik yang lebih utama, lebih mulia ketimbang agama. Pihak tertentu tahu persis bahwa oknum ketum sebuah parpol koalisi pro-penguasa tidak memiliki kewenangan untuk mengurus secara langsung yang berhubungan dengan jabatan-jabatan ternetu di K/L. Namun karena asas tahu sama tahu, sesama loyalis jangan saling menjegal dan atau menjagal. Maka bursa jabatan karir ada tarifnya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar