Halaman

Jumat, 08 Maret 2019

lidah ajukan mosi tak percaya goyang ganda


lidah ajukan mosi tak percaya goyang ganda

Adalah lidah manusia. Walau tak bercabang – tetap tak bertulang – mendominasi indra perasa. Wajar bin lazim, jika lidah sebagai alat bantu mulut untuk: bahasa lisan, tindak tutur, ragam ujaran, aneka ucap maupun model modus cuap. Ybs tak merasa. Tahunya hanya ‘buka mulut’ sesuai asupan gizi dan suplemen rohani.

Di periode 2014-2019, produk sampingan progam kemandirian dan ketahanan mental anak bangsa pribumi Nusantara. Format propaganda, promosi, provokasi yang diatur oleh pasal produk hukum. Aroma irama mistis lokal maupun olok-olok politik pejurus mabuk.

Akhirnya BPS sesuai fakta dan data lapangan, merilis hasil survei tanpa survei.  Yang mana dimana bagaimana disebutkan. Muncul generasi tanpa identitas. Over melek produk TIk. Pengguna aktif ITE. Sejumput ujaran kebodohan penguasa, bisa digoreng dan digandakan.

Berkat penggembala yang mampu menabur dan menebar berita memutarbalikan ajaran agamanya. Kisah pewayangan. Betara Guru, yang dewanya para dewa, mempunyai anak di muka bumi. Anaknya, muncul sebagai tokoh wayang versi teritorial kedaerahan.

Kisah yang belum sempat terkisahkan. Betapa lidah manusia mampu mengendus, melacak nikmat dunia. Atribut religi ditinggalkan dan atau ditanggalkan. Sigap malu diri, lebur berjibaku di kubangan lumpur. Merasa sebagai logam mulia, batu mulia. Diblusukkan di mana saja, tetap ‘mulia’.

Bersyukur, lidah tak pernah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar