Halaman

Kamis, 28 Maret 2019

Pengenalan Calistung Bersamaan Pembelajaraan Shalat Pada Anak Usia Dini



Pengenalan Calistung Bersamaan Pembelajaraan Shalat Pada Anak Usia Dini

Masalahnya bukan pada perlu atau tidaknya  tes calistung untuk masuk SD. Tarbiyatul aulad (pendidikan anak) dilakukan sejak seorang lelaki mencari calon ibu untuk anak-anaknya. Porsi ibu mendidik anak di kandungan sesuai proses kehamilan.

Pada saat anak usia dini (5-7 tahun), pendidikan shalat tidak sekedar memberi tahu. Harus meyakinkan anak akan substansi shalat. Mengingat adab, rukun, sunnah, syarat dan hal-hal yang dapat membatalkan shalat, mengurangi pahala shalat, wajar jika ikhtiar pendidikan shalat kepada anak sejak dini.

Di pihak lan, pendidikan formal mengalami tantangan eksternal. Mulai sejak 2012 hingga 2035 diasumsikan Indonesia memasuki era bonus demografi. Tercatat, struktur penduduk didominasi oleh mereka yang berusia produktif (15–64 tahun). Program menurunkan angka fertilitas akan menentukan proporsi penduduk non-produktif.

Sebutan atau pemilahan penduduk yang belum produktif (<15 tahun) maupun yang sudah tidak produktif lagi (>64 tahun), menentukan angka rasio ketergantungan. Fakta Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia (2015) adalah 70,8 tahun. Akankah lansia akan menjadi beban negara.

Fakta lain, menyebutkan penduduk usia produktif yang bekerja pada pekerjaan berkeahlian tinggi dan menengah masih terbatas. Kaum muda cenderung berkeahlian rendah dan menjadi pekerja rentan.

Terbukti, pendidikan berbasis IQ, SQ dan SQ dilaksanakan serentak. Tanpa mengkesampingkan sifat anak yang masih gemar bermain.  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar