Halaman

Selasa, 19 Maret 2019

wong bebal demen pamér bégo vs wong cerdas ngising waé cerdas


wong bebal demen pamér bégo vs wong cerdas ngising waé cerdas

Siapa pun yang terpilih jadi RI-1 dan RI-2 2019-2024, ‘sing rugi’ tetep kucing. Beda dengan anjing yang setia dengan tuannya. Bedanya pada protokeler BAB. Pembaca lebih paham. Ingat lagu, “diam-diam, kukunci kamar, kuberjongkok tanpa bergoyang . . . “

Masih ingat olahkata saya yang menandaskan. Begini kisah nyatanya. Si Yuli penguni depan rumahku. Masih sebagai peserta didik SD masuk siang. Tugas antar jemput oleh mbah-nya. Pasca ortunya berangkat kerja bareng goncengan. Maka segala urusan si Yuli berada di tangan mbah-nya. Tampak akrab. Tidak ada yang lain, Cuma berdua.

Pas si anak sedang main sendiri. Suara montor berhenti di depan rumahnya. Ucapkan salam. Karena ada orang dan dikenal, tanya sang tamu: “Yuli, mbah mana?”. Tidak dijawab. Cek ke dalam rumah.

Keluar rumah, Yuli menjawab dengan cekatan: “Mbah sedang béol . . .” Tanpa merasa bersalah kata. Setelah tamu pulang, simbah kakung berujar agak setengah marah: “Yuili, jangan bilang mbah sedang béol, bilang sedang di KM!”. Yuli cuma diam dalam kebengongannya. Faktor ajar.

Beda kisah dengan bapak si anak. Ada salam. Yang berkunjung ketua RT setempat. Jauh lebih sepuh ketimbang bapaknya. Dengan sigap, tanpa menjawab salam, malah bertanya cuek: “Apaan?”. Sambil memonyongkan dagunya. Untung ketua RT tahu diri dan cerdas diri. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar