Halaman

Rabu, 27 Maret 2019

sampah rumah tangga merontokkan wibawa negara


sampah rumah tangga merontokkan wibawa negara

3T (timbulan, timbunan, tumpukan) sampah rumah tangga sebagai bukti otentik. Mulai dari sebagai daya belanja, potensi perilaku konsumtif sampai mengutamakan keutamaan dan kemuliaan perut. Jika sampah organik kembali menjadi tanah. Tanah air kian seksi.

Bagaimana cerita fakta sampah non organik memanfaatkan arus sungai sampai ke laut. Bebas tanpa sensor, tanpa kendali pihak berwajib.

Ternyata penyakit masyarakatmenjadi bidang garap alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum, tepatnya Polisi. Bisa kita simak UU 2/2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, fokus pada penjelasan Pasal 15 Ayat (1) Huruf c, yang dimaksud dengan "penyakit masyarakat" antara lain:
pengemisan dan pergelandangan, pelacuran, perjudian, penyalahgunaan obat dan narkotika, pemabukan, perdagangan manusia, penghisapan/praktik lintah darat, dan pungutan liar.

Layak diduga mengandung pasal menistakan martabat bangsa di mata asing, merontokkan kadar wibawa negara serta menggerogoti dari dalam citra pesona penguasa. maka dari itu apa yang dimaksud dengansampah masyarakatdihapus dari kamus politik dan bahasa politik.

Beda, antara sampah rumah tangga dengan sampah masyarakat’.

Rumusanpejah gesang ndèrèk panguwasamenjadi penyakit sejarah yang muskil dihapus dari peta peradaban NKRI. Semboyan heroik adalah “berdiri paling depan di belakang penguasa”. Siaga 24 jam untuk menerima warisan, sigap memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, sedia sebagai tukang tadah kursi, dan sekaligus siap hindar diri dari segala kemungkinan arus balik yang merugikan.

Degradasi lingkungan politik tidak terlepas dari kehidupan sosial ekonomi setiap peradaban manusia politik. Khususnya pihak yang menentukan kebijakan partai. Serakah politik sudah melampaui ambang batas kesabaran alam. Manusia (serigala) politik dimana pun bumi Nusantara di pijak, mampu “menentukan” kebijakan alam.

Daya kritis ideologi rakyat, potesni cerdas ideologi rakyat tergembleng oleh aneka ujaran penguasa. Propaganda, promosi, provokasi hanya sebatas pemerah bibir. Rakyat tahu mana pihak yang mempunyai riwayat dendam. Mana manusia politik yang mengutamakan terpenuhi asas haus kuasa, rakus kaya, nafsu kuat. Ingat berhala reformasi 3K. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar