sampah rumah tangga merontokkan wibawa negara
3T (timbulan, timbunan, tumpukan) sampah rumah tangga
sebagai bukti otentik. Mulai dari sebagai daya belanja, potensi perilaku konsumtif
sampai mengutamakan keutamaan dan kemuliaan perut. Jika sampah organik kembali
menjadi tanah. Tanah air kian seksi.
Bagaimana cerita fakta sampah non organik memanfaatkan
arus sungai sampai ke laut. Bebas tanpa sensor, tanpa kendali pihak berwajib.
Ternyata ‘penyakit masyarakat’ menjadi bidang garap alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum, tepatnya Polisi. Bisa kita simak UU 2/2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia, fokus pada penjelasan Pasal 15 Ayat (1) Huruf c,
yang dimaksud dengan "penyakit
masyarakat" antara lain:
pengemisan dan pergelandangan,
pelacuran, perjudian, penyalahgunaan obat dan narkotika, pemabukan, perdagangan
manusia, penghisapan/praktik lintah darat, dan pungutan liar.
Layak diduga mengandung pasal menistakan martabat bangsa di mata asing, merontokkan
kadar wibawa negara serta menggerogoti dari dalam citra pesona penguasa. maka dari
itu apa yang dimaksud dengan ‘sampah masyarakat’ dihapus dari kamus politik dan
bahasa politik.
Beda, antara sampah rumah tangga dengan ‘sampah masyarakat’.
Rumusan “pejah gesang
ndèrèk panguwasa” menjadi penyakit sejarah yang muskil dihapus dari peta
peradaban NKRI. Semboyan heroik adalah “berdiri paling depan di belakang
penguasa”. Siaga 24 jam untuk menerima warisan, sigap memanfaatkan kesempatan
dalam kesempitan, sedia sebagai tukang tadah kursi, dan sekaligus siap hindar
diri dari segala kemungkinan arus balik yang merugikan.
Degradasi
lingkungan politik tidak terlepas dari kehidupan sosial ekonomi setiap
peradaban manusia politik. Khususnya pihak yang menentukan kebijakan partai.
Serakah politik sudah melampaui ambang batas kesabaran alam. Manusia (serigala)
politik dimana pun bumi Nusantara di pijak, mampu “menentukan” kebijakan alam.
Daya kritis
ideologi rakyat, potesni cerdas ideologi rakyat tergembleng oleh aneka ujaran
penguasa. Propaganda, promosi, provokasi hanya sebatas pemerah bibir. Rakyat
tahu mana pihak yang mempunyai riwayat dendam. Mana manusia politik yang
mengutamakan terpenuhi asas haus kuasa, rakus kaya, nafsu kuat. Ingat berhala
reformasi 3K. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar