Halaman

Sabtu, 30 Maret 2019

gawé ati mak plong mbokdé mukiyo, dudu plonga-plongo


gawé  ati mak plong mbokdé mukiyo, dudu plonga-plongo

Kejadian nyata saat plonco SMA. Nama plonco yang dibuat aneh, nyleneh namun terasa pas dengan karakter ybs. Sebut saja, Mursidi, entah latar belakang atau alasan politis apa diberi nama “mlongo”. Beda nasib dengan Mujiran. Mendapat nama makanan “cotot”. Penulis, karena tampilan diri mendapat gelar “grafik”. Tidak tenar.

Teman yang akhirnya bergelar Dr (doktor) di ITB, dapat julukan plonco “bayi”. Saking pas, sampai sekarang ada yang dipanggil sesuai nama plonco. Atau sebagai tambahan nama belakang. Antara lain, Harry Wibisono yang lebih komersial dengan celukan ‘Hari mangap’. Teman lebih ingat nama plonco ketimbang nama asli, nama diri ybs.

Plonco masuk PTN. Memang pakai nama plonco. Tapi tak terberkesan dengan sewaktu SMA. Lebih terekam akan gojlokan fisik. Fakultas yang didominasi kaum adam, jelas betapa rasa plonco.

Pengalaman isteri jelas beda. Karena tahun pertama kuliah, mahasiswa dicampur. Belum ada penjurusan. Akhirnya sampai sekarang, teman satu angkatan tetap solid. Kian akrab karena beda jurusan. Menunjang pekerjaan, profesi, hobi dan silaturahmi.

Sama-sama masuk belum tentu wisuda tetap sama-sama. Seleksi alam terjadi. Bahkan tahun kedua sudah ada yang rontok. Banyaknya mahasiswa di satu jurusan tertentu, yang tak sampai wisuda bisa sama dengan jumlah mahasiswa jurusan lain.

Kembali ke nama plonco. Nama yang satu rumpun, satu karakter. Memang bisa memancing emosi maupun rasa haru, geli. Asal usul ybs, profil, anatomi tubuh menjadi bahan pertimbangan.

Masuk ke zaman atau dunia nyata pasca wisuda. Gelar akademis hanya menjadi syarat administratif. Manusia politik pegang peran kunci menentukan nasib tanah air selama periode lima tahunan.

Dinasti politik, sistem famili, asas kronimisme atau sejenis. Sukses mencetak kader karbitan, kader orbitan, kader jenggot. Babakan baru, lama yang diperbarui, adalah pemain bayaran. Boneka politik. Pasar bebas politik dalam negeri, memungkinkan investor politik global tanam saham.

Akhirnya, macam petugas partai, di tempat yang sesuai skenario, di waktu kontrak. Karakter andalan diri adalah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar