Halaman

Rabu, 06 Maret 2019

durung balik modal pak lik vs utang malah nambah mbah


durung balik modal pak lik vs utang malah nambah mbah

Kejadian peristiwa sesuai judul hanya terjadi di kisah wayang purwa. Jauh waktu sebelum sejarah peradaban manusia. Soal siapa penggubah laras, tak perlu heboh diri. Sebagai sumber inspirasi, bahan galian, bahan baku ramuan ajaib di panggung. Anak wayang siapa saja yang tersebut. Masih bisa didapatkan sekarang.

Perilaku anak wayang memang sudah tipikal, standar dan berulang secara sistematis. Lazimnya, masih berlatar belakang kerajaan. Memang itu makanya ada cerita pewayangan. Paparan acara, adegan, atraksi ternyata mengacu pada kejadian sekarang.

Zaman doeloe, daya endus, daya lacak polisi mampu merekonstruksi, mereka ulang kejadian mendatang. Diformulasikan menjadi penyakit masyarakat. Oleh karena itu, bidang garap, ruang gerak, target utama tak bisa jauh-jauh dari masyarakat. Istilah populisnya adalah pengayom.

Kemanjuran mesin waktu Nusantara jauh di luar jangkauan dugaan pihak manapun. Daur ulang sejarah agar ‘tokoh wayang’ tampak tetap eksis, sarat wibawa. Aneka kebajikan di atas segala kebajikan berbayar.

Periodeisasi kian membuat waktu adalah penentu uang. Terbalik pak lik. Uang menentukan kemanfaatan waktu. Salah kaprah mbah. Ada uang ada waktu.

Akankah anak wayang 2014-2019 tetap manggung tanpa penonton. Bak laga liga sepakbola tanpa dukungan loyalis kesebelasan daerah.

Formulasi, rumusan penyakit politik belum diundangkan. Jangan-jangan pihak asing sedang menjadikan Nusantara sebagai acuan, patokan, rujukan, pedoman nyata. Tunggu tanggal main, jam tayang. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar