ingin demokratis, tambah partai politik
Peribahasa manusia politik Nusantara. Kalau sudah begini,
kemungkinan besar tiap lokal atau daerah mempunyai pepatah-petitih. Kehendak atau
tantangan sejarah peradaban berbangsa dan bernegara.
Kedaulatan rakyat tergantung selera penguasa. Tetap saja
suara rakyat hanya dibutuhkan selama 5
menit dalam 5 tahun. Klasifikasi parpolpun terjadi. Jelang pemilu atau pesta
demokrasi, selalu muncul parpol baru. Aturan main ambang bawah atau istilah
asing lainnya, mendongkrak manusia ekonomi untuk turun gunung.
Terkait cita rasa, maka saat berkuasa berpikiran maju ke
depan. Merintis jalan agar jalan ke periode kedua mulus, bebas hambatan. Semua pihak
potensial dielus-elus dengan jabatan. Birokrasi sipil bisa diduduki serdadu dan
atau polisi aktif. Perbanyak jabatan yang dilantik oleh presiden.
Status provinsi memungkinan mendirikan partai politik
lokal. Penyakit turunan bahwa wakil rakyat sejatinya adalah wakil partai
politik. Jabatan karier menjadi tak berarti jika rumusan jabatan politik lebih
dominan.
Pihak yang merasa paling berjasa melahirkan, membesarkan
dan menghidupi sebuiah partai politik. Otomatis punya hak istimewa. Ketua umum
partai politik sebagai jabatan warisan, agar aman dan nyaman maka diberi hak prerogatif.
Akhirnya, habis manis sepah didaur ulang. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar