Halaman

Rabu, 13 Maret 2019

Indonesia harapan Indonesia


Indonesia harapan Indonesia

Tak ada rasa humor secuwil upilpun. Semua rasa alami maupun rasa buatan lokal, menyatu menerpa wajah kita. Antara lubang hidung kiri dengan lubang hidung kanan, berlomba menyajikan fakta. Kebijakan angin menentukan proses pilihan.

Kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan menjadi PR bangsa. Anak bangsa pribumi, seolah masih tampak satu padu, utuh bulat dan bahu-membahu. Jangan sampai musuh bangsa berlanjut ke periode berikutnya.

Kehendak sejarah. Malah muncul manusia bebal. Namun cepat tanggap, ringan lidah, cerdas memanipulasi diri. Terhadap yang tidak-tidak, mereka begitu responsif, reaktif, sensitif dan amat peduli, peka. Menembus batas teritorial bangsa. Rayuan angin laut bebas, terasa nikmat.

Daya kolaborasi, mental kerjasama mengarah perwujudan mensikronisasikan diri dengan pihak mana saja. Demi mencapai cita-cita politis. Mengandalkan mesin politik lokal, boros biaya politik. Mengundang tamu tak diundang.

Mencontoh pola pembinaan pesepak bola. Tak jarang, di ajang laga bergengsi bak bulu tangkis. Hasil undian, Indonesia vs Indonesia. Sebut saja, Tim Indonesia Merah jumpa Tim Indonesia Putih. Hebat kalau di babak final terjadi Indonesia vs Indonesia.

Panggung politik Nusantara. Belum-belum selalu terjadi Indonesia vs Indonesia. Satu ilmu satu perguruan, kalau sudah berebut kursi yang sama. Sama-sama mengggunakan jurus andalan mégatéga. Tenaga dalam terasa sia-sia. Menggandakan daya keruk dengan bantuan tenaga luar.

Masih ada yang mengutamakan kemandirian, komponen lokal. Merekadaya, merekayasa tridaya: daya angkat, daya angkut, daya ungkit, di bawah satu komando, koordinasi, kendali mutu. Di atas kertas, semua bisa diatur skorenya. Asal, siapa akan menjadi apa. Siapa kebagian berapa. Siapa akan diapakan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar