kawasan bebas émbél-émbél politik isap jempol
Tak bisa disalahkan. Andai masih ada kawanan loyalis
sebuah parpol. Getol sigap pasang badan bela juragan. Jaga majikan agar bebas
memproduk fitnah dunia. Sosok model seperti ini, banyak ditemukan di jalanan.
Mulai dari gang senggol sampai jalan utama depan hidung penguasa. Berdasi sampai
kinyis-kinyis, kiloan atau onggokan.
Pesta demokrasi versi multinasional, sesuai skenario semiglobal.
Panjat pinang rebutkan kursi RI-1 dan atau RI-2. Nasib calon wakil rakyat,
kalah garang dengan aksi propaganda, promosi, provokasi jalur protocol. Ikuti
jumlah suara tekek, hitung kancing baju atau sesuai urutan dalam keluarga.
Bingung tanpa ujung. Sesuai tanggal kelahiran. Kebanyakan. Sesuai urutan bulan
kelahiran. Pakai rumus jumlah angka kelahiran, sampai satu digit. Agar menapak,
pakai ukuran sepatu atau sandal.
Ingat, kalian ini cuma rakyat klas modal otot dan saham
dengkul. Kodratinya, niat urun suara, saran sumbang, yang sederhana. Mulia
kalau bisa mencerminkan kebutapolitikan. Ayo, ngomong lugu, simpel. Pakai
bahasa rakyat.
Di pihak yang merasa paling berhak. Survei atau jajak
sentimen, menyimpulkan eksistensi kontribusi peran nyata aktor non negara.
Selama ini rakyat hanya terpaku, fokus pada tokoh rekaan media. Modal wajah
sangar, garang-garing, politisi sipil kambuhan muncul dengan aneka ujaran non
substansial. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar