Halaman

Minggu, 31 Maret 2019

manusia memang tidak kuasa mengatur dirinya


manusia memang tidak kuasa mengatur dirinya

Mengikuti alunan dan rayuan rasa kantuk, kapan pun, di mana pun, kondisi bagaimana pun, kalau dinikmati. Betapa nikmatnya nikmat lelap sesaat. Betul. Mengikuti cita-cita mata, lebih sehat dan menyehatkan. Masih berbasis rasa kantuk. Beda arah pilihan. Manusia merebahkan diri dengan seksama. Di tempat yang jauh di atas standar layak. Mata tak mau diajak kompromi.

Lelah fisik, capai otak, letih psikis belum jaminan untuk mampu segera pulas. Dalih, mengisi ulang energi dan emosi yang terkuras sehari. Bisa-bisa, perjuangan untuk mengistirahatkan diri di malam hari. Menguraskan cadangan jiwa besok pagi. Utang pada dirinya kian menjulang.

Jalan tengah, jalan keluar maupun jalan keluar dari kasus susah tidur. Menyebabkan dunia kedokteran, medis, klinis, farmasi dan sejawatnya diuntungkan. Menjawab tantangan dan peluang.

Pola, sistem, tata niaga komando, kontrol, kendali diri bermarkas di otak. Asah otak agar tak cepat pikun, malah membuat manusia merasa tak berakal. Alat bantu rekam daya ingat, sarana percepatan kerja daya otak serta wahana peningkatan kapasitas otak. Kalau mata diajak memirsa yang tidak-tidak. kuat melek.

Padahal, tubuh manusia mampu memproduksi hormon untuk menyelaraskan diri dengan jam tidur. Dijadikan malam oleh-Nya untuk istirahat. Kebangkitan harian ditandai kemanpuan diri bangun sebelum fajar berkibar. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar