mengaktualisasikan diri sebagai pemilih penentu
Beban ganda, beban berlapis pemilih pada pemilu serentak
2019. Bakal calon legislatif semua tingkatan daerah. Ditambah bakal calon
utusan provinsi. Parpol spesialis penyemarak pesta demokrasi. Wajah lama yang
awet dan betah-betahnya.
Dua pasangan capres dan cawapres potensial. Pemilih memilih
capres petahana tapi tidak mau mencoblos cawapresnya yang ulama. Disinilah,
sadar diri anak bangsa dipertaruhkan. Tersisa waktu buat mereka yang terjebak peta
politik sesuai teritorial fisik, sentimen abal-abal. Untuk sadar diri.
Rumusan sadar diri yang resmi berlaku di Nusantara. Manusia
selalu berproses mencari jati diri. Senantiasa berikhtiar mewujudkan diri sendiri
dan mandiri seutuhnya. Energi diri sejauh ini hanya untuk modal menunjukkan ‘siapa saya’ dan
atau mengatakan ‘ini aku’.
Nafsu ésénsial diberlakukan tidak pada
waktu dan tempatnya. Satu anak mampu melakukan aneka tindakan menciderai diri
sendiri. Mungkin, masuk ranah perusak diri. Alat bantu berupa produk TIK, malah
menjadikannya dirinya budak dan dengan segala daya ketergantungan.
Skenario untuk menghasilkan wakil rakyat
dan atau utusan provinsi, sekedar pemanis. Suara rakyat atau pemilih yang
terjaga dalam batasan teritorial suasana kebatinan. Pemilik sumber energi pemersatu
bangsa. Mereka muncul karena sudah waktunya Nusantara ganti kulit. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar