Halaman

Jumat, 08 Maret 2019

mengaktualisasikan diri sebagai pemilih penentu


mengaktualisasikan diri sebagai pemilih penentu

Beban ganda, beban berlapis pemilih pada pemilu serentak 2019. Bakal calon legislatif semua tingkatan daerah. Ditambah bakal calon utusan provinsi. Parpol spesialis penyemarak pesta demokrasi. Wajah lama yang awet dan betah-betahnya.

Dua pasangan capres dan cawapres potensial. Pemilih memilih capres petahana tapi tidak mau mencoblos cawapresnya yang ulama. Disinilah, sadar diri anak bangsa dipertaruhkan. Tersisa waktu buat mereka yang terjebak peta politik sesuai teritorial fisik, sentimen abal-abal. Untuk sadar diri.

Rumusan sadar diri yang resmi berlaku di Nusantara. Manusia selalu berproses mencari jati diri. Senantiasa berikhtiar mewujudkan diri sendiri dan mandiri seutuhnya. Energi diri sejauh ini hanya untuk modal menunjukkan ‘siapa saya’ dan atau mengatakan ‘ini aku’.

Nafsu ésénsial diberlakukan tidak pada waktu dan tempatnya. Satu anak mampu melakukan aneka tindakan menciderai diri sendiri. Mungkin, masuk ranah perusak diri. Alat bantu berupa produk TIK, malah menjadikannya dirinya budak dan dengan segala daya ketergantungan.

Skenario untuk menghasilkan wakil rakyat dan atau utusan provinsi, sekedar pemanis. Suara rakyat atau pemilih yang terjaga dalam batasan teritorial suasana kebatinan. Pemilik sumber energi pemersatu bangsa. Mereka muncul karena sudah waktunya Nusantara ganti kulit. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar