Halaman

Rabu, 20 Maret 2019

Indonesia ber-Pancasila untuk


Indonesia ber-Pancasila untuk

Terakhir. Ternyata jangan gantungkan hidup awak pada orang lain. Diibaratkan pola hidup saling bantu, saling dukung, saling butuh, saling bagi berbentuk kolaborasi, koalisi. Dilambangkan ‘bagaikan air dengan beras’.

Fakta semu namun terasa nyata. Koalisi antar parpol pro-penguasa merasa sama-sama eksis. Tidak ada kasta ini partai ‘air’ yang itu partai ‘beras’. Merasa punya hak yang sama.

Rasa mandiri, mampu berdiri sendiri, tegak di atas kaki sendiri menjadikan parpol juara umum pemilu, sigap tegakkan kepala. Jauh rasa dari tenggang rasa antarsesama.

Sudah adabnya, jika pihak pemerlu bantuan yang harus datang, bukan hanya duduk manis menunggu nasib. Artinya, saling memberi manfaat tidak sebatas teritorial habitat. Legal kalau liwat tapal batas dan wilayah negara. Kerjasama yang menguntungkan antar negara.

Peminta bantuan dimaksud sesuai dengan hukum ekonomi. Kian kaya, kian butuh suntikan modal. Jangan tanggung-tanggung. Sudah ada rumusnya, termasuk tata cara penyelamatan diri saat darurat.

Kian kuat, kian butuh dukungan bantuan tenaga luar. Kian kuasa, kian butuh jaminan sosial semiglobal untuk memperpanjang periode.

Isi otak manusia politik yang berharap bantuan sesuai harapan dengan lembar harapan yang belum tercapai. Masih kurang apalagi kawan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar