betapa lansia memakmurkan umur sampai terbujur
Penamaan lanjut usia (lansia) tak selalu berdasarkan
batasan umur. Raga mengalami proses sesuai waktu. Namun jiwa dapat dijaga dalam
koridor jiwa yang tenang. Diraih dengan menikmati hidup dan mensyukurinya. Asal
jangan raga loyo namun jiwa muda, ketika lelaki lihat daun muda.
Ikhwal lansia atau sebutan lainnya. Kita simak firman-Nya
di (QS Al-Nahl [16] : 70) :
”Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada
yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa”.
Semoga kita tidak termasuk “di antara kamu ada yang
dikembalikan . . . “. Kalau soal memori, daya ingat menjadi lemah. Kemungkinan
karena daya ingat jarang dipakai. Kecuali untuk mengingat kebaikan diri,
kehebatan diri, jasa diri.
Secara medis, ada fakta bahwasanya lansia yang mampu menjaga
stabilitas daya akal, olah otak, asah nalar. Jangan sampai otak menjadi tumpul
karena malas dipakai. Otak bisa tumpuil sebelum waktunya. Maka volume otak relatif
tetap.
Saat muda ahli peras otak, sebagai modal untuk
meminimalisir peluang pikun. Ikuti sunnah Rasulullah saw berkaitan dengan
silaturahim, hubungan antar manusia., menjaga kekerabatan, adab bertetangga. Sesuai
fitrah, manusia sebagai makhluk sosial. Integrasi sosial, interaksi sosial
manusia merasa dirinya bermanfaat bagi sesama.
Lansia atau usia senja atau usia bau tanah, umur-umur
yang dekat liang kubur. Kendati otak sudah tidak untuk menunjang kegiatan
formal, ilmu formal. Masih bisa untuk berfikir menunjang kegiatan atau urusan
akhirat. Aktif di majelis ilmu sebagai upaya menambah ilmu agama. Mengejar ketertinggalan
mendalami agama.
Lansia sebagai anggota masyarakat masih mempunyai Hak
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, yang berkaitan dengan pembangunan
masyarakat dan bangsa. Lansia tidak perlu iri hati, jika tidak ada pembangunan
lansia oleh pemerintah. Tak kenal indeks pembangunan lansia.
Alenia terakhir ini tak wajib dibaca. Katanya, ada bukti
dan data – bukan dari BPS atau kisah sukses penguas – disebutkan ada oknum anak
bangsa pribumi lebih tua ketimbang NKRI. Tahu diri dengan asas jaga imej, di
keluarga menjadi panutan, pepunden. Tidak halnya di lingkungan tempat tinggal. Dikenal
sebagai ahli cerita masa lampaunya. Cerita yang selalu diulang, hanya soal
bangga sebagai PNS dan reuni SMA. Tidak ditanggapi tetap nyerocos tanpa rem. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar