Halaman

Senin, 25 Maret 2019

betapa lansia memakmurkan umur sampai terbujur


betapa lansia memakmurkan umur sampai terbujur

Penamaan lanjut usia (lansia) tak selalu berdasarkan batasan umur. Raga mengalami proses sesuai waktu. Namun jiwa dapat dijaga dalam koridor jiwa yang tenang. Diraih dengan menikmati hidup dan mensyukurinya. Asal jangan raga loyo namun jiwa muda, ketika lelaki lihat daun muda.

Ikhwal lansia atau sebutan lainnya. Kita simak firman-Nya di (QS Al-Nahl [16] : 70) :
Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”.

Semoga kita tidak termasuk “di antara kamu ada yang dikembalikan . . . “. Kalau soal memori, daya ingat menjadi lemah. Kemungkinan karena daya ingat jarang dipakai. Kecuali untuk mengingat kebaikan diri, kehebatan diri, jasa diri.

Secara medis, ada fakta bahwasanya lansia yang mampu menjaga stabilitas daya akal, olah otak, asah nalar. Jangan sampai otak menjadi tumpul karena malas dipakai. Otak bisa tumpuil sebelum waktunya. Maka volume otak relatif tetap.

Saat muda ahli peras otak, sebagai modal untuk meminimalisir peluang pikun. Ikuti sunnah Rasulullah saw berkaitan dengan silaturahim, hubungan antar manusia., menjaga kekerabatan, adab bertetangga. Sesuai fitrah, manusia sebagai makhluk sosial. Integrasi sosial, interaksi sosial manusia merasa dirinya bermanfaat bagi sesama.

Lansia atau usia senja atau usia bau tanah, umur-umur yang dekat liang kubur. Kendati otak sudah tidak untuk menunjang kegiatan formal, ilmu formal. Masih bisa untuk berfikir menunjang kegiatan atau urusan akhirat. Aktif di majelis ilmu sebagai upaya menambah ilmu agama. Mengejar ketertinggalan mendalami agama.

Lansia sebagai anggota masyarakat masih mempunyai Hak berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat dan bangsa. Lansia tidak perlu iri hati, jika tidak ada pembangunan lansia oleh pemerintah. Tak kenal indeks pembangunan lansia.

Alenia terakhir ini tak wajib dibaca. Katanya, ada bukti dan data – bukan dari BPS atau kisah sukses penguas – disebutkan ada oknum anak bangsa pribumi lebih tua ketimbang NKRI. Tahu diri dengan asas jaga imej, di keluarga menjadi panutan, pepunden. Tidak halnya di lingkungan tempat tinggal. Dikenal sebagai ahli cerita masa lampaunya. Cerita yang selalu diulang, hanya soal bangga sebagai PNS dan reuni SMA. Tidak ditanggapi tetap nyerocos tanpa rem. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar