Halaman

Senin, 18 Maret 2019

kian bau tanah, lamakan sujudmu


kian bau tanah, lamakan sujudmu

Angka harapan hidup, indeks pembangunan manusia, indeks kebahagiaan masyarakat, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan sebagai bukti memberatkan betapa peduli pemerintah. Agar anak bangsa pribumi Nusantara mampu ‘panjang umur’. Plus turunnya angka kematian.

Pihak sebaliknya, berlawanan tapi menguatkan, menyangatkan. Umat berikhtiar menjadi khairul bariyyah (pribadi terbaik). Pribadi terbaik terbentuk maupun bertimbal balik dari khairul usrah (keluarga terbaik). Akumuilasinya akan membentuk khairul jama'ah (masyarakat terbaik).

Umat Islam mengenal istilah bonus hidup. Rasullulah saw dengan mengacu umur umat sebelumnya, mengatakan umur umatnya akan berkisar 65-70 tahun, atau lebih. PR besar umat Islam adalah cerdas memakmurkan umur.

Seolah menjadi kewajiban Allah swt sebagai Yang Maha Pencipta, untuk menjaga, memelihara segala ciptaan-Nya. Manusia merasa sebagai pelaku tunggal, tinggal melakoni hidupnya di dunia. Bahkan meramu slogan hidup yang dijadikan pegangan hidup adalah umur boleh tua tetapi jiwa tetap muda.

Paribasan yang diduga menandung makna dan pesan yang mendalam. Pemahaman arti memerlukan perenungan ialah sebagai berikut: sing bisa mati sajroning urip lan urip sajroning mati (hendaklah dapat mati di dalam hidup dan hidup di dalam mati). Jangan lupakan catatan ringan dunia, tempat tinggal sampai tempat meninggal.

Ajaran agama Islam memberikan rambu-rambu kehidupan. Termasuk resep sukses panjang umur, hidup lebih berkualitas, jiwa tenang, bebas penyakit dan asupan obat senyawa kimiawi. Cara sederhana menjadi manusia unggul, bermanfaat bagi semua makhluk. Tidak meninggalkan generasi yang lemah segala aspek kehidupan.

Indeks rasa syukur, bukannya tak ada. Rukun, adab, adat, tata cara, SOP syukur sudah tersurat maupun tersirat di Al Qur’an maupun sunnah Rasul. Artinya, bersyukur, ada ilmunya. Kemanfaatan rasa syukur, adalah agar kita nantinya niat dan akan berbuat lebih baik, lebih benar. Bukan masalah timbal balik dengan Allah, justru berinteraksi dengan diri sendiri.

Gerakan ritual sholat fardhu 5 (lima) waktu maupun sholat sunnah, merupakan perpaduan, hormonisasi, sinergitas jiwa-raga, lahir-batin, jasmani-ruhani. Acara lapor diri, komunikasi melalui siaran langsung dengan Yang Maha Menghidupkan (Al Muhyii).

Mengacu manfaat rangkaian gerakan fisik sholat, memang bersifat dinamis. Artinya tidak hanya itu. Pengalaman orang lain patut kita jadikan renungan. Pengalaman diri sendiri, lebih menuju mencari kekurangan sekaligus menyempurnakannya. Lakukan secara thuma’ninah.

Saat kita sujud, dengan dahi dan ujung hidung (dihitung satu titik) menyentuh bumi. Diletakkan pelan. Bobot kepala dibantu oleh dua telapak tangan menapak rata, ujung jari tangan menghadap kiblat. Merenggangkan kedua lengan tangan dari rusuk tubuh. Kedua lutut ikut memeratakan beban badan. Dibantu ujung jari dua kaki, menekuk menghadap kiblat. Posisi kepala menjadi lebih rendah daripada letak pantat. Dahi jangan terhalang tutup kepala.

Bayangkan saja kawan, kepala yang begitu mulia, “direndahkan” secara fisik sebagai bukti ketertundukkan umat manusia kepada Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan (Dzul Jalaali Wal Ikraam). Kekhusyukkan sholat menambah daya, energi untuk sujud berlama-lama. Merasakan ke-aku-an, ke-diri-an, yang tak ada apa-apanya di hadapan-Nya.

Keutamaan sujud, selain`sebagai salah satu rukun sholat. Bacaan atau doa dalam sujud. Berapa lama waktu sujud. Diriwayatkan, Rasulullah saw waktu sujud sholat malam atau tahajud, lamanya sama dengan sahabat membaca lima puluh ayat, baru bangkit.

Memperbanyak sujud, dengan menegakkan sholat sunnah, serta memperlama sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajat kita dan menghapuskan dosa kita.

Jadi, makmurkan sisa umur, khususnya hamba-Nya yang telah ‘berumur panjang’. Sujud merasakan hamparan bumi. Mencium aroma tanah. Menjadi mahluk penyuka bumi. Dari tanah kembali ke tanah. Siap dikebumikan. Tak kurang yang berniat wafat saat sholat.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar