Halaman

Senin, 17 April 2017

praktik sistem pemerintahan dan pola demokrasi tergantung politik uang



praktik sistem pemerintahan dan pola demokrasi tergantung politik uang

Pemilihan presiden di negara adidaya Amerika Serikat membuktikan kalau pengalaman politik, pernah menjadi bagian dari pemerintah, bukan jaminan untuk sukses dan memang. Ide kontroversial yang tidak lazam, beda dengan jargon masa depan bangsa dan negaranya, menjadi daya tarik tersendiri. Kekuatan utama sang kandidat justru pada politik uang. Bebas bermanuver di celah-celah pilar formal negara.

Ada apa dengan Nusantara pasca bergulirnya reformasi yang mulai dari puncak suksesnya, 21 Mei 1998, dengan me-lengserkeprabon-kan presiden kedua RI. Apakah akumulasi dosa politik Orla+Orba muncul dan mendominasi gerakan politik. Tepatnya, apakah pemerintah periuode 2014-2019 akan mengulang akumulasi dosa politik dimaksud tadi, secara lebih heroik, patriotik dan dengan mental tidak siap sukses, tidak siap menang.

Tak salah ujar/tulisan seorang pakar jika di masa Orde Baru, pusat kekuasaan berada sepenuhnya di tangan Presiden, maka sekarang pusat kekuasaan itu dianggap telah beralih ke DPR. Sebagai akibat pendulum perubahan dari sistem yang sebelumnya memperlihatkan gejala “executive heavy”, sekarang sebaliknya timbul gejala “legislative heavy” dalam setiap urusan pemerintahan yang berkaitan dengan fungsi parlemen.

Peradaban politik Nuantara selain didominasi politik dinasti juga tergantung investor politik mancanegara.

Sistem kedaulatan rakyat atau demokrasi yang ada ditentukan oleh suara terbanyak dalam pemilahan umum legislatif, pilkada dan pilkara atau pilpres. Semua bisa berjalan karena kekuatan uang. Sinerji biaya kedaulatan rakyat maupun demokrasi menjadi biaya politik. Argo biaya politik kawanan parpolis Nusantara tidak pernah berhenti.

Bursa mégakorupsi KTP-elek malah mengundang firasat politik Nusantara, mulai sebagai hal klasik yaitu pengalihan isu. Ironisnya malah menjurus hukum melegalkan mégakorupsi dengan syarat utama asal pelakunya mewakili semua unsur subyek tipikor. Korupsi konstutusional.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar