Halaman

Minggu, 02 April 2017

Indonesia di jalur rawan dan tingkungan maut



Indonesia di jalur rawan dan tingkungan maut

Berkat NKRI dikenal dengan status, predikat, kategori negara serba multi, mau tak mau, menjadi negara yang diperhitungkan tajinya di jagad raya. Cuma kalah promo dan kurang garang di banding negara Israel.

Negara paling besar populasinya berdiri paling depan berkacak pinggang di belakang Indonesia, menjadikan pemimpin bangsa semakin tepuk dada, busung dada dan besar kepala disertai hidung kembang-kempis menahan puja-puji, sanjungan dan rayuan jurus kungfu (ditelikung dengan fulus) tipu hidup-hidup.

Salah banyak dari perwujudan negara serba multi adalah multipilot. Di dalam negeri saja, nyaris 24 jam para pilot bergantian pegang komunikas, koordinasi, dan kendali. Ironis binti miris, mereka pun merupakan perpanjangan tangan dari kawan negara paling bersahabat.

Menyelesaikan paruh akhir kontrak politik 2014-2019, lazim tukar lapangan bak laga sepak bola, juga dimarakkan bukan pergantian pemain. Kalau bisa. Kendati NKRI paceklik negarawan, ora opo-opo mbokdé. Utamakan surplus pemain, pelaku, pegiat, penggila, pekerja partai dari berbagai strata, kasta, status.

Bayang-bayang masa depan berwujud pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun 2019, menjadi fokus utama dan daya tarik utama. Pihak yang merasa bisa, merasa berhak, merasa punya andil, modal sudah siap-siap. Ada yang jujur, terang-terangan pasang kuda-kuda. Tak sedikit yang sudah menunjukkan watak aselinya, menampilkan karakter dasarnya.

Tak terkecuali Jokowi minus JK sudah mengamankan jalur darat dari segala upaya makar, kudeta di tengah jalan. Jalur udara sudah dalam genggaman tangan. Tol Laut menjadi andalan politik luar negeri. Sebagai bukti taat asas. Diperkuat reklamasi pantai utara ibukota negara, Jakarta. Sudah ada kontrak politik lanjutan dengan bandar politik. Jangan lupa kawan, cakar naga merah sudah siap-siap menyemprit pemain yang mau menyempal, atau main sesuai kehendak dan keinginan hasrat kaki sendiri, sak enak wudelé déwé. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar