Halaman

Selasa, 11 April 2017

perlu revisi peribahasa tentang modus operandi dan loyalitas buaya



perlu revisi peribahasa tentang modus operandi dan loyalitas buaya

Ki dalang Sobopawon bukannya mau pilih kasih dan pilah kasih untuk merekayasa, mengagendakan, mereka ulang sejarah, kronologi riwayat buaya. Sejatinya secara yuridis formal versi beberapa penutur lokal, buaya berada di wilayah sekaligus di bawah kekuasaan raja hutan, raja rimba atau penguasa tunggal jagad fauna. Habitat buaya yang khas, terkait dengan sungai, rawa atau memang tempat yang basah, tak heran secara turun temurun buaya didaulat sebagai raja sungai.

Bagaimana watak asli, karakter dasar buaya, tergantung daya imajinasi  penutur.padahal tergantung klasifikasi dan kualifikasi buaya. Singkat kata, minimal kita bisa mengacu peribahasa yang mengacu kepada buaya. Baik secara tampilan fisik, profil, sosok  sampai isi hati dan tindakan buaya. Pembaca lebih dari tahu.

Hebatnya lagi kawan, seolah sejarah kehidupan manusia dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegaranya kalau tidak ada buaya betulan sampai buaya jadi-jadian, menjadi hambar. Hidup seolah tidak ada tantangan.

Yang jelas, jangan coba-coba melawan buaya. Buaya koq dilawan, kata pariwara obat anti nyamuk. Apalagi sekadar “cicak”. Memang kata yang empunya cerita, buaya kalahnya sama kecerdikan atau “akal buaya” sang kancil. Buaya tidak pernah menang melawan Tarzan.

Status buaya memang menjadi multifungsi. Banyak manusia salah duga dengan diamnya buaya. Salah kira dengan posisi buaya yang sedang berjemur, tampak jinak, bersahabat. Salah sangka saat buaya membuka rahang atas mulutnya – berlawanan dengan manusia yang membuka rahang bawah mulutnya – dikira mau ajak bercanda dalam maut. Salah terka kalau buaya di darat, akan mudah dijinakkan.

Rakyat pun salah tafsir dengan eksistensi, jati diri serta langkah catur politik buaya. Apakah buaya memakai asas kapatuhan terhadap penguasa tunggal dunia fauna, atau bebas melenggang di rimba politik Nusantara. Kawan politik, apalagi lawan politik akan berfikir berulang kali untuk akrab dengan sosok berseragam coklat-coklat ini.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar