Halaman

Jumat, 28 April 2017

aksi ojek payung vs gelar karpet merah



aksi ojek payung vs gelar karpet merah


Tanpa mempertimbangkan hormat atau tidaknya kepada Jokowi utawa Joko Widodo, siapa lagi kalau bukan presiden ke-7 NKRI atau presiden NKRI ke-7, niat saya  menulis judul ini memang hanya karena tangan sudah gatal. Tapi tak perlu digaruk.

Ada pihak, entah ahli di bidang apa, yang berujar liwat bahasa tulis, berbasis daya analisi, intuisinya. Hasilnya saya acak karena ada benang merah substansinya.

Pertama. Bahwasanya Indonesia mempunyai peluang cukup besar untuk menarik minat investor dari China. Hal ini didukung peningkatan volume maupun komoditas yang dapat diekspor ke negara China sebagai kekuatan ekonomi baru.

Kedua. Rantai birokrasi yang tidak panjang serta pasar yang bersaing secara sehat, pada akhirnya mampu menarik minat para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Ketiga. Perlu semakin banyak ditingkatkan komunikasi dengan pengusaha-pengusaha China sebagai upaya peningkatan investasi melalui berbagai forum dialog atau komunikasi termasuk menjajagi perdagangan langsung dengan China karena selama ini masih banyak melalui negara ketiga seperti Singapura.

Menurut ahli bahasa,  apa yang tersirat dibalik yag tersurat, itulah makna sebenarnya. Sejatinya kondisi yang aktual, faktual, potret alami. Tanpa rekayasa atau adegan setting. Termasuk sebagai menyajikan fakta yang sebenarnya tidak demikian, bisa kebalikannya atau kontradiksinya.

Daya ingat awak media, jurnalis, pers atau sebutan lainnya, masih ingat betapa Jokowi dan rombongan delegasi RI berburu investor China langsung ke daratan atau negara China. Sebaliknya, oknum pengemplang pajak, oknum penanam Rp di luar negeri (seperti negara ketiga Singapura) buruan, buronan Satpol PP, malah melenggang kangkung datang bertandang ke Istana Negara. Sambutan langsung oleh kepala negara dengan gelaran karpet merah, sebagai bentuk penghormatan kepada tamu agung dari negara paling bersahabat.

Rantai birokrasi yang tidak panjang” sebagai tekad Jokowi waktu blusukan ke negera China, bahwa kebijakan politiknya akan mendukung total, loyal investor China. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar