Halaman

Kamis, 06 April 2017

Gagal Sadar DPD, Politik Kuat vs Hukum Lemah



Gagal Sadar DPD, Politik Kuat vs Hukum Lemah

Efek domino Indonesia sebagai negara multipartai, tidak sekedar menghadirkan kemelut politik, gonjang-ganjing politik, tetapi politik sudah menjadi panglima. Dengan mengatasnamakan politik, seolah pemerintah mempunyai hak, wewenang dan “kewajiban” tanpa batas.

Demi politik keamanan dalam negeri, pemerintah melalui tangan aparat keamanan negara, dengan bebas menggunakan senjata andalan, senjata pamungkas berupa stigmaisasi makar kepada kelompok kritis, atau gerakan responsif atas ulah, tingkah laku pejabat negara yang sduah di luar takaran hidup berbangsa dan bernegara.

Pendekatan politik atas berbagai masalah bangsa, malah menunjukkan borok politik sekaligus untuk menutupi masalah ekonomi, sosial bangsa yang sedang menjadi PR bersama.

Aroma irama politikisasi tidak hanya menimpa pergerakan masa, tetapi juga menimpa wadah pergerakan. Adalah DPD (Dewan Perwakilan Daerah) yang diharapkan mewakili aspirasi daerah di kancah nasional, sebagai wadah gerakan individu orang daerah nonpartisan partai politik. Terkadang hukum hanya menjadi penonton.

Waktulah yang menyebabkan DPD terjebak aturan main politik jika ingin mau punya nyali, taji dan taring di sistem pemerintahan. Minimal mengacu peran politik Utusan Daerah di era Orde Baru. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar