Halaman

Sabtu, 08 April 2017

Bersegera Mewujudkan Masyarakat Khairu Ummah




Bersegera Mewujudkan Masyarakat Khairu Ummah


KETETAPAN ALLAH
Manusia adalah makhluk yang terbaik dijadikan Allah serta mempunyai kesediaan untuk baik dan untuk buruk. Manusia makhluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan orang yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal saleh; Allah adalah Hakim Yang Maha Adil. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid.

Penuturan riwayat, kisah, cerita  pada permulaan surat Al Israa' imengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad saw. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar.

Bagi umat Islam, untuk menjadi umat terbaik bukan sekedar cita-cita, mimpi maupun tujuan hidup, bahkan sebagai sebuah kewajiban. Sedemikian hakikat umat terbaik, ada kewajiban harian sampai kewajiban seumur hidup. Karena syarat, kriteria predikat Khairu Ummah sarat dengan makna menjalankan proses setumpuk kewajiban sebagai hamba-Nya. Sebagaimana firman-Nya yang diabadikan lewat [QS Ali ‘Imran  (3) : 110] :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Jadi, kriteria Khairu Ummah ada tiga, yaitu : 1) menyuruh kepada yang ma'ruf, 2) mencegah dari yang munkar, dan 3) beriman kepada Allah. Tiga keriteria in tentunya sebagai satu sistem, satu rangkaian yang saling mempengaruhi. Ma'ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. Juga merupakan ciri dari tugas dari fungsi organik masyarakat Islam.

Khairu Ummah merupakan bagian atau bentuk dari masyarakat ideal, bersama dengan Ummatan Wahidah,  Ummatan Wasathan (masyarakat yang berada di pertengahan dalam arti moderat), Ummatan Muqtashidah (kelompok pertengahan), Khairu Ummah (umat terbaik).

KAPAN BERTINDAK
Wajar jika muncul pertanyaan, timbul keingintahuan, yaitu kalau kriteria “beriman kepada Allah” sifatnya individual. Tidak sekedar dari konsekuensi logis dari menjiwai dua kalimat syahadat. Juga bukan sekedar bagiamana memaknai Rukun Iman.

Untuk melaksanakan keriteria pertama dan kedua, tentu butuh ilmu, perlu energi khusus. Terlebih jika melihat subyek yang akan kita suruh, ajak dan/atau yang akan kita cegah. Umat Islam sebagai warga negara dan penduduk terikat pada sistem pemerintahan. Kendati pemerintah secara tak sadar lebih menonjolkan merasa lebih baik tentang kedudukan duniawi, kekuasaan dan kekuatan.

Islam sudah menegaskan, lakukan laku keteladanan, mulai dari diri sendiri, membudayakan sifat yang baik sehingga bisa menjadi panutan, mau tak mau, adalah bentuk diam namun berdaya guna daripada lisan menyuruh kepada yang ma'ruf.

Islam juga mengajarkan pada saat mencegah kemunkaran jangan dengan cara malah membuat kemunkaran lain. Kendati aparat penegak hukum, lembaga hukum mandul atau tebang pilih.

Umat Islam sebagai individu, wajib menjalankan 3 kriteria agar menggapai derajat umat terbaik atau Khairu Ummah. Di hati kecil kita terbesit bahwa batasan umur 40 tahun tersurat di dalam Al-Qur’an sebagai ambang batas dewasa. Bahkan ilmu barat mengatakan kehidupan manusia dimulai dari usia 40 tahun.

Tidak salah kalau ada yang pesimis, yaitu untuk mengurus diri sendiri saja sudah kapiran, sudah klabakan, mosok harus ikut-ikutan urusan orang lain. Bisa-bisa bisa dianggap cari penyakit, cari perkara dan malah bisa mendapat stigma sebagai sudah terindikasi merencanaka dan niat makar, kudeta. Acuan sejarah perjuangan bangsa diwarnai dengan dua kali kudeta berdarah PKI,1948 dan 1965.

Memang ironis jika umat Islam hanya duduk manis di bangku cadangan, menjadi bonek, bangga didaulat jadi tukang keplok atau juru sorak dan ketawa. Lebih miris tanpa daya hanya berdaya sebagai relawan berani mati, sedangkan yang maju umat lain.

SIMPUL DAN SARAN
Umat Islam tentu tidak ingin grafik kehidupannya berakhir dengan happy ending, mendapat predikat umat terbaik sekaligus (karena) mendapat pahala terbaik yaitu syurga. Tidak ingin hidup di dunia hanya menjadi pelengkap penderita. Tetapi memang harus hidup yang bermanfaat bagi manusia atau umat lain.

Rekam jejak umat Islam ditengarai sebagai manusia unggul, kendati tidak bisa di semua bidang kehidupan. Minimal terbaik dalam ibadah. Kehadirannya, keberadaannya sebagai sesuatu yang ditunggu, dinanti, diharap oleh orang lain.

Jangan lupa, Al-Qur’an menegaskan bahwasanya umat Islam dijadikan sebagai umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.

Jadi, masyarakat khairu ummah sesuai judul ialah sebagai suatu bentuk ideal masyarakat Islam, atau masyarakat ideal berdasarkan ajaran Islam. Identitasnya  utamanya adalah keimanan dan ketauhidan, komitmen, konsisten dan kontribusi nyata dan positif kepada masyarakat hukum secara universal, total. Diawali, didasari  dan loyalitas pada kebenaran yang hakiki dengan aksi amar ma’ruf nahi munkar secara bertimbal balik dan proporsional. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar