Halaman

Minggu, 01 Maret 2020

tidak dengan siapa-siapa tetapi bisa dengan siapa saja


tidak dengan siapa-siapa tetapi bisa dengan siapa saja

Anomali perwujudan manusia seutuhnya selaku makhluk sosial, tak berkorelasi dengan status sosial. Berani karena banyak. Semboyan yang dimiliki oleh anak dewasa. Fisik mewakili orang kuat, tapi nyali apa daya. Dipancing iming-iming atau dongkrakan obat kuat agar berani tampil. Kapan saja.

Jiwa sosial anak bangsa pribumi nusantara, tergantung pola lalu lintas jalan. Rasa berani tanpa embel-embel, lebih ditentukan pola distribusi politik lokal. Meleburnya manusia di dunia kegiatan sosial bukannya tak berdampak. Status sosial, pendidikan tidak otomatis terdeteksi pada gaya bahasanya.

Simak media-mediaan, hasil kerajinan ujung jari tangan, berupa tulisan yang sarat karat. Ranah daya akal yang berpusat di otak acap berseberangan dengan budaya lingkungan. Dinamika kehidupan bermasyarakat malah melahirkan budaya tersendiri. Semacam ada bahasa gaul.

Derajat keilmuan seseorang plus jam terbang pengalaman selaku manusia. Jebakan rekayasa sosial akibat format politik nusantara tanpa bentuk. Berani tampil di panggung politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar