super-semar daripada Soeharto versi
reformasi
Kemudian daripada kita semangkin terbuai arus politik
global, yang mana dimana membawa tekanan bersubsidi, berkelejotan. Sejarah hitam
rezim politik plus ‘di bawah sepatu lars’ Orde Baru tak begitu saja terhapus.
Program aksi nasional kuningisasi sampai tingkat desa,
tak begitu saja bisa dibalik bak membalik telapak tangan. Pihak yang dirugikan
bisa muncul pihak lain, regenerasi. Namun, demikianlah eksistensi, cengkeraman
cakar naga manusia ekonomi, pengusaha
non-pribumi, tak bisa diangkat dari pangkuan ibu Pertiwi.
Anak cucu politik ‘nasakom’ tak ada kapoknya. Asal salah
satu kaki dapat pijakan dan atau salah satu tangan dapat pegangan, lanjut
dengan progamn aksi merahisasi. Rayuan nikmat dunia liwat kursi konstitusional
semangkin menyuburkan dan menjaga stabilitas gerakan saling libas, modus pemurtadan
secara lebih terpetakan mengikuti kategori daerah 3T.
Bangsa ini belum sadar sejarah masa lalu. Tahunya, bangga
dengan kesejarahan nenek moyang tanpa melihat tengkuk sendiri. Nusantara bak
dipingpong, juga bukan. Cengkeraman naga mengenal pewarisan leluhur. Masuk ke
sistem pemerintahan dengan dukungan amandeman, perubahan UUD NRI 1945. Tunggu. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar