Halaman

Selasa, 17 Maret 2020

trauma politik penyebab gangguan berbahasa


trauma politik penyebab gangguan berbahasa

Justru menimpa kawanan loayalis penguasa. Karena tahu kadar pilihannya saat pemilu serentak Rabu, 17 April 2019. Termasuk bagaimana perjalanan kotak suara dari TPS sampai penetapan hasil akhir oleh KPU RI. Diperparah dengan melihat lagak wakil rakyat yang tak jauh dari gaya preman. Kepuasan RI-2 yang bekerja di bawah permukaan. Masih terdapat kesibukan pembantu presiden yang jarang terliput awak media.

Kejadian alami pemerolehan bahasa pada anak bangsa pribumi nusantara bersubsidi, pada keluarga model apapun, berbanding lurus dengan proses pematangan jiwanya. Kian berjiwa karena usia, kian faktor kejiwaan membebani diri tanpa sadar. Mengekspresikan pikiran – tepatnya halusinasi plus perilaku antisosial – dengan memanfaatkan produk TIK secara cerdas tak pakai pikir-pikir.

Perubahan kepribadian akibat asupan informasi sesat tapi menyehatkan memori dan daya pikir. Gaya bahasa dan curah verbal terlampiaskan liwat ujung jari tangan. Mengalahkan pepatah “lidahmu harimaumu akan mengkerkah kepalamu”. Model ini menjadi ujung tombak agenda propaganda, aksi provokasi, misi promosi penguasa untuk menjaga wibawa.

Kemerosotan segala macam fungsi  intelektualitas akibat penumpukan aneka lapisan jaringan sel di otak plus menurunnya jumlah zat kimia pembentuk daya otak. Sesuai kemajuan umur, penurunan daya dong merayap lambat, menerus dan pasti.  Bermasalah untuk mengulang laku dengan modal akal harian.

Pergeseran peradaban diri, berdampak pada daya memori dan daya guna akal diri. Kemampuan linguistiknya menjadi korban sia-sia.  Salah pilih kata sampai asal membuat kalimat. Mahir mengoplos kata makian yang itu-itu untuk semua kejadian. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar