negara untuk partai vs partai untuk
partai
Mau sebut yang jelas-jelas saja, yaitu partai adalah
negara vs negara adalah partai. Acuan utama negara Tiongkok, China. Ada apanya
bisa disimak di media apa saja. Bedanya, karena nusantara selaku negara
berkembang, negara multipartai maka jargon dimaksud. Pada praktik demokrasi
bisa lebih nyata.
Pasar bursa politik nusantara menjadi pasar bebas global.
Di tingkat nasional sudah sedemikian melebihi teori ilmiah, hipotesis akademis.
Siapa pun boleh berimproviasi bebas asal menguntungkan, mendatangkan keuntungan
bagi partai.
Pendidikan politik ditrapkan sambil praktik. Hal-hal yang
tak sesuai di lapangan, bertentangan dengan norma masyarakat, berlawanan dengan
peradaban, tak sesuai dengan sila-sila Pancasila, demi partai bisa diabaikan. Utamakan
kepentingan partai. Otoritas elite parpol menjadi harga mati. Diperkuat hak prerogatif
oknum ketua umum.
Sinkronisasi AD dan ART Pendirian Partai Politik dengan
pola laga bebas pesta demokrasi, sesuai selera ketua umum terpilih.
Banyaknya partai politik malah menambah barisan
pengangguran kader politik, memperpanjang barisan sakit hati. Khazanah,
kosakata sakit jiwa politik menambah kemajuan dunia kedokteran. Sub-sub
spesialis berbasis penyakit politik menjadikan perlu dibangun RS khusus.
Risiko bisnis politik, masih dalam kemasani angan-angan
saja sudah merugikan negara. Artinya, di atas cita rasa téga masih ada cita rasa
téga. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar