Halaman

Selasa, 17 Maret 2020

jaga jarak horizontal vs vertikal tanpa jarak


jaga jarak horizontal vs vertikal tanpa jarak

Kecepatan dan atau jarak pandang membuat pengguna jalan darat sigap setiap saat. Karena antar sesama tidak ada pasal mengalah. Sama-sama bayar pajak. Sesama sopir bisa kita dilarang saling mendahului. Beda dengan ikhwal ‘mensekarangi’. Semua ingin cepat, selamat tanpa keringat.

Sistem pemerintahan, sistem kepartaian, sistem pemilu di nusantara menjadikan kendaraan politik jenis apa pun, bebas melaju di semua jalur bebas hambatan. Model parpol dadakan, parpol tiban tak perlu gengsi main klakson agar diberi ruang menyalip. Tak pakai wasit jalanan.  Mental saling libas.

Ketika negara ini serasa milik kakek moyang. Bebas-bebas saja berbuat, bertindak, berlaku apa saja. Kalau bisa sekarang tak perlu tunggu periode berikut. Kue atau kursi nasional semakn panas. Pihak perebut dari aneka penjuru. Banyak yang gugur sebelum bertempur. Banyak yang tunggang langgang sebelum perang.

Kesetikawanan sosial tak bisa disubstitusi menjadi kesetiakawanan politik. Akhirnya tanpa sadar saling berlomba menuju ke ruang kehampaan spiritual. Krisis spiritual – memacu dan memicu krisis lainnya – dan semakin meredupnya akhlak dari kehidupan dunia.  Lupa bahwa manusia seutuhnya telah memiliki fitrah yakni mentauhidkan Allah swt. Ikrar dengan Allah di Alam Arwah,  jauh abad sebelum dikandungan ibunya, sebelum dilahirkan ke alam dunia. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar