jaga jarak horizontal vs vertikal
tanpa jarak
Kecepatan dan atau jarak pandang membuat pengguna jalan darat
sigap setiap saat. Karena antar sesama tidak ada pasal mengalah. Sama-sama
bayar pajak. Sesama sopir bisa kita dilarang saling mendahului. Beda dengan
ikhwal ‘mensekarangi’. Semua ingin cepat, selamat tanpa keringat.
Sistem pemerintahan, sistem kepartaian, sistem pemilu di
nusantara menjadikan kendaraan politik jenis apa pun, bebas melaju di semua
jalur bebas hambatan. Model parpol dadakan, parpol tiban tak perlu gengsi main
klakson agar diberi ruang menyalip. Tak pakai wasit jalanan. Mental saling libas.
Ketika negara ini serasa milik kakek moyang. Bebas-bebas
saja berbuat, bertindak, berlaku apa saja. Kalau bisa sekarang tak perlu tunggu
periode berikut. Kue atau kursi nasional semakn panas. Pihak perebut dari aneka
penjuru. Banyak yang gugur sebelum bertempur. Banyak yang tunggang langgang
sebelum perang.
Kesetikawanan sosial tak bisa disubstitusi menjadi
kesetiakawanan politik. Akhirnya tanpa sadar saling berlomba menuju ke ruang
kehampaan spiritual. Krisis spiritual – memacu dan memicu krisis lainnya – dan
semakin meredupnya akhlak dari kehidupan dunia. Lupa bahwa manusia seutuhnya telah memiliki
fitrah yakni mentauhidkan Allah swt. Ikrar dengan Allah di Alam Arwah, jauh abad sebelum dikandungan ibunya, sebelum dilahirkan
ke alam dunia. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar