Halaman

Sabtu, 28 Maret 2020

menjadi orang rumahan dan ramah lauk daun


menjadi orang rumahan dan ramah lauk daun

Melakoni hidup di dunia. Bisa menjadikan diri kita kemana saja, kapan saja. Sebaliknya, jika memungkinkan akibat adanya kondisi lingkungan strategis menyebabkan kita tetap berada di tempat. Bukan tahun poltik nusantara 2018 dan 2019 yang sudah liwat dengan wajar tanpa catatatan.

Kejadian global, pandemik invasi Covid-19 atau wabah virus corona versi tahun 2019. Hanya karena negara pengawal virus corona adalah negara RRC atau RRT atau sebutan lainnya. Negara lawan perang dagangnya – sebut saja Amerika Serikat – terdampak secara masif, sistemik dan berkelanjutan.Tak pakai heran, negara daratan yang terbuka menjadi destinasi Covid-19.

Korban jiwa plus kerugian ekonomi negara sambung-menyambung antar negara. Bahkan yang tak berdampingan, bertetangga, berbatasan. Akhirnya, triwulan pertama 2020 sudah tersebut sepertiga umat dunia terisolasi. Paket kebijakan karantina wilayah (lockdown) oleh beberapa negara terpapar.

Indonesia dengan wawasan nusantara berkebangsaan yang serba multi. Kebijakan pemerintah dengan penetapaan dan penerapan karantina wilayah (lockdown) sesuai skala prioritas. Daerah otonomi vs otonomi daerah atau pulau yang memberikan konstribusi positif secara nasional akan mendapatkan keringanan.

Bagi warga negara yang karena profesi, status sosial tergantung pada kemurahan hati pihak lain, maka dikondisikan hidup dalam rumah dan lingkungan hunian. Biaya transportasi mamupun akomodasi harian individu dan atau keluarga  bisa dikompensasikan untuk biaya tak terduga listrik.

Tantangan kehidupan harian menjadi tanggung jawab keluarga dan kerukunan. Sikapi efek karantina rumah sebagai hikmah kumpul keluarga 24 jam. Gaya hidup kembali ke alam menjadi pelipur lara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar