Menulis Sambil Membaca
Komen sesuai aspeknya,
menambah keyakinan diri. Terkait manajemen waktu. Dua atau lebih pekerjaan
dilakukan bareng, bersamaan, secara paralel. Soal teknis praktik dibutuhankan
jam terbang yang memang jam-jaman. Batasan waktu efektif. Khususnya untuk menggali,
mendapatkan informasi paten. Kapannya, setiap pemirsa punya bukti diri.
Pihak lain malah punya
ikhwal lebih. Menonton TV, mengobrol, makan minum, menguap plus baca koran. Termasuk
yang utama, olah tangan, kerajinan tangan ujung jari sibuk di dunia maya
mengoplos ujaran nista, olok-olok politik. Itu doeloe, terjadi di tahun politik
2018, 2019.
Kembali ke hakikat
maknawi judul. Disiplin ilmu, keahlian, penguasaan ragam tulisan plus daya peka
diri sampai rekam jejak religiusitas, patut dijaga stabilitasnya. Dukungan teknologi
alat tulis plus sarana, media penyaluran bakat punya andil cukup besar. Modal cari
kata di internet, semangkin memudahkan pengenceran otak.
Daya batin untuk
menangkal invasi virus perusak sistem imunitas. Globalisasi menjadikan anak
bangsa sigap 24 jam. Peluang versi apapun, manapun terpampang di depan mata. Tinggal
comot asal jangan comot.
Hasil membaca untuk mengplagiat,
mengkreat, mendaur ulang, mengoplos karya tulis pihak lain maupun hasil tangan
sendiri. Terkadang, satu paragraf disipilin ilmu tertentu, bisa kupakai. Cuma sesuaikan
substansi, materi, pokok bahasan.
Istilah baku yang seolah
milik disiplin ilmu tertentu, bisa kita pakai sebagai penguat kalimat. Struktur
kalimat sarat istilah, kosakata, terminologi macam bahasa hukum,
dipertimbangkan dengan cerdas berperadaban.
Namanya pengalaman
pribadi, kisahku, tak jauh-jauh dari judul sebelum ini, “kian berolah kata kian
miskin bahasa”. Kemudian daripada itu untuk tetap waspada tapi jangan terlampau
was-was. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar