Halaman

Selasa, 24 Maret 2020

jiwa sosial anak bangsa pribumi primitif nusantara

jiwa sosial anak bangsa pribumi primitif nusantara

Tindak amoral, laku asusila, ujaran tak senonoh jika dilakukan secara rutin menerus tanpa ada pihak yang berkeberatan. Ditambah dilakukan secara massal, aklamasi, segala usia dan gender. Ditunjang pelaku, pengguna aktif bukan orang biasa. Maka secara otomatis dianggap wajar, lumrah dan menjadi kebaikan. Menjadi adat beradab manusia politik nusantara.

Waras politik merasuk ke jiwa manusia politik, menjadi modal utama, selain gawan bayen. Praktiknya malah membuktikan dirinya berjiwa kerdil. Apa saja disantap, dilahap, diembat dan dibabat habis. Demi tujuan mewujudkan nikmat dunia menjadi manusia bebal tak masalah. Tak perlu melongok sekeliling. Semua berhal sama. Tak perlu pakai rasa sungkan.

Hidup berkecukupan, apa adanya sesuai porsi perut. Semangkin nafsu dituruti semakin merasa berkekurangan. Prinsip ekonomi, satu kilogram jika kurang satu gram, segram tak bisa disebut 1 kg atau seribu gram. Kalau lebih menjadi keuntungan siapa.

Tiga serangkai sosial-ekonomi-politik menjadi dasar pemikiran hidup bernegara. Dioplos secara berimbang menjadi ramuan dalih pembangunan manusia seutuhnya.

Jelas kan kawan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar