Halaman

Senin, 09 Maret 2020

melestarikan identitas dan jati diri


melestarikan identitas dan jati diri

Teridentifikasi, terinventarisasi, terverifikasi, tersertifikasi, terakui, terpetakan pithecanthropus erectus,  makhluk manusia-kera yang berdiri tegak plus berjalan tegak, bahasa gaul disebut  Wong Jawa. Bentuk lain dari peradaban homo nusantaraensis atau pithecanthropus nusantaraensis.

Adab manusia nusantara yang tumpang tindih dengan masyarakat hukum adat. Hukum rimba berlaku tanpa peringatan apalagi sosialisasi. Tentu tidak hanya  merugikan, membahayakan kesehatan jiwa manusia. Eksistensi, bukti diri sebagai manusia nusantara hanya dilekati suatu identitas, label diri.  Padahal hakikatnya setengah isi separuh kosong.

Bukan contoh apalagi fakta, muncul ungkapan Jawa nanging ora njawani. Tersisa atribut nama Jawa yang mati jika dipangku. Pakaian selaku identitas agar tetap dianggap berklas. Komponen utama pembentuk kategori karakter munafik dan atau fasik, disesuaikan dengan adab diri masing-masing.

Termaksud khususnya, jika mereka kumpul dengan sesama kawanan, langsung merasa layak tanding plus berdaya saing. Keunggulan komparatif versi mereka memang tetap bertumpu pada kepemilikan sumber daya pribadi. Keunggulan kompetitif bertumpu kepada cara mereka mengoplos aneka  sumber daya pribasi untuk berpikir, bertutur, bertindak.

Secara awan, kawanan ini sebagian akan menjadi korban sia-sia serta sisanya menjadi penerima manfaat dari kebijakan politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar