Halaman

Selasa, 03 Maret 2020

jiwa sehat melahirkan informasi sehat


jiwa sehat melahirkan informasi sehat

Katanya, manusia politik untuk praktik bernegara, wajib punya syarat: daya moralitas, aspek santun, rasa sensitivitas, jiwa sehat, sifat kerakyatan plus karakter bermanusia sebangsanya tidak sekedar cukup.

Penyakit politik yang tampak pada geliat manusia politik segala aliran, akhirnya menjadi musuh peradaban. Jiwa politik yang merupakan warisan politik, menjadikan ybs anti-sosial. Kacamata kuda kian mengarahkan, memfokuskan pandangan pada umpan kursi kuasa di depan mata.

Kepuasan 100 hari pertama wapres yang "bekerja di bawah permukan". Jadi, jalur khusus selaku petugas partai menjadikan manusia bebal berketahanan. Rakyat sabar menanti sampai batas akhir kontrak politik.

Masih ada kaitan dan ikatan historis dengan frasa ‘satu data ramai-ramai’. Menjamin kebebasan individu atau kelompok dalam menyampaikan ekspresi berbudayanya. Tentunya, sepanjang masih sejalan dengan peraturan perundang-undangan.

Tepatnya, dengan menggunakan data yang sama. Diolah sesuai kebeutuhan dan atau kepentingan. Perlu buka catatan dan ingatan, bahwa:
 yang dimaksud dengan “data” adalah kumpulan fakta berupa angka, huruf, gambar, suara, peta, atau citra tentang karakteristik atau ciri-ciri suatu objek.

Faktor jiwa lebih diterjemahkan sebagai merasa menjiwai setiap tindakan diri. Mematut diri sekaligus memposisikan diri. Demi wibawa negara, nama baik presiden, maka setiap ujaran penguasa bisa gaya diplomatis atau gaya-gayaan lainnya yang bebas dan kebal hukum. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar