Halaman

Kamis, 05 Maret 2020

belum ditanya sudah menjawab


belum ditanya sudah menjawab

Beda dengan filosofi “tidak kentut saja sudah bau”. Pembuktian berlapis atas watak manusia dan atau orang nusantara-ensis. Manusia mempunyai dua sifat hakiki yaitu sebagai makhluk individual dan sebagai makhluk sosial.

Manusia dan atau orang, diciptakan oleh Allah SWT dengan struktur anatomi, perangkat diri paling baik. Fitrah manusia dianugerahi Allah SWT dengan atribut dan modal pribadi. Diwujudkan melalui tata keseimbangan jiwa raga, kesetaraan lahir batin, keselarasan jasmani rohani maupun asas timbal-balik lainnya.

Adalah watak asli vs akal sehat. Akal tidak sekedar simbol fungsi pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lainnya ciptaan-Nya. Hakikat pada nilai, kadar, porsi réligiusitas. Akal diri saat mencerna ketauhidan. Akal mendasari keimanan. Kian anak bangsa pribumi Nusantara berakal, banyak akal maka akan berbanding lurus dengan kekurangan akal sehatnya. Akal sehat dirawat dengan asupan gizi, pasokan vitamin religi.

Pertambahan pertumbuhan watak manusia selaku makhluk individu mungkin tak selamanya terpadukan dengan daya diri. Pasang surut watak manusia, bukan karena gejolak jiwa. Efek domino maupun dampak selaku makhluk sosial.

Manusia tak betah memeluk lutut bergulat dengan waktu penantian. Tak kerasan duduk manis berpangku tangan bergumul dengan waktu tunggu. Cepat bosan dalam proses antrian, penantian, penungguan. Namun, tak bersegera menyegerakan kewajiban. Di awal waktu, di sela waktu sibuk atau masih tenggang waktu.

Bagaimana hubungan keseimbangan kedaulatan, kemandirian, ketahanan keluarga pada watak anak maupun anggota keluarga. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar