Halaman

Rabu, 04 Maret 2020

generasi jidat dua jari


generasi jidat dua jari

Tahun milenial yang terjadi tiap tahun. Mau disebut ‘pemuda’ seperti tidak mendunia, tak sesuai arus kuat globalisasi. Pemuda nusantara, dengar saja sudah ketahuan belangnya. Mudah ditebak sosok pelosok. Asupan gizi lokal plus ruang gerak zonasi, membentuk budi daya kebahasaan bebas aktif.

Agar ada pembeda antar aliran. Gampangannya, untuk menandakan profil ‘pemuda’ reaksi cepat. Sebut saja selaku  generasi jidat dua jari. Mengingatkan evolusi manusia nusantaraensis. Tugas utama adalah melaksanakan nafsu ujung jari tangan. Soal bagaimana efek domino selaku pembunuh karakter, salah sendiri mau jadi korban media sosial.

Sebutan, predikat bagaimana pun bagi generasi sisa zaman peradaban politik nusantara, tak akan mendongkrak wibawa ybs. Generasi tanpa nama. Modal utamanya, asal bisa saran sumbang atau bisa sumbang saran asal. Tak jemu penulis bilang generasi macam habis pakai, mengalami degradasi segala bidang sejak dini.

Kecerdasan alami mereka bersifat spontan, reaktif. Mulai yang “tak pakai lama vs tidak perlu mikir” sampai “daya dong rendah vs telat mikir”. Termasuk “otak politik boleh kosong asal . . . “. Judul merujuk simbol cerdas ideologi anak bangsa pribumi primitif nusantara. Bermula dari “asal cemplung, menu politik Nusantara jadi cemplang”. Bukan sulap, bukan sihir. Bukan mitos, bukan rekayasa. Susah ditemukenali, seperti apa generasi masa depan bangsa. Apakah karena periode kelahiran. Atau sudah mempunyai hak pilih karena umur.

Salah kawan. Justru daya dong mereka jauh di atas rata-rata nasional. Belum disuruh sudah berbuat. Belum diminta sudah memberi. Belum ditanya sudah menjawab. Pokoknya serba belum-belum.

Praktik ketahanan keluarga, kemandirian sumber daya manusia Indonesia, yang masuk kategori angkatan kerja, masih dianggap tidak layak banding, sanding, tanding. Pemerintah mengakui potensi SDM demikian yang dikategorikan sebagai permanent underclass, uneducated people, masyarakat kurang beruntung. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar