Halaman

Sabtu, 07 Maret 2020

panik plus olok-olok politik


panik plus olok-olok politik

Berkat tuah Pancasila, maka daripada itu kehidupan bernegara semangkin dapat dipradugakan dengan seksama. Yang mana dimana, kawanan manusia politik segala kasta sudah terbiasa, biasa untuk tidak seperti biasanya. Ideologi pasar bebas global merasuki jiwa konsumtif biar dianggap modern.  Melahirkan pola politik berbayar dimuka.

Mempraktikkan karakter pancasilais yang teraplikasikan pada pola dan gaya bebas manusia bebas seutuhnya. Apa-apa serba Pancasila. Start dari Side A hingga ke Side B. Kembali ke Side A. Kemajuan berulang, berputar ke kiri membubung ke angkasa raya. Merasa bebas di sangkar emas.

Dekadensi moral politik selalu dianyarkan melalui pesta demokrasi daripada Soeharto. Rezim politik reformasi lanjut mendaur ulang dengan pola 3R. Praktik 24 jam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara merupakan fungsi Pancasila. Berdampak, manusia politik kehilangan sumber sejahtera.

Struktur kepribadian dasar anak bangsa pribumi promitif nusantara merupakan oplosan aktif komponen konvensional, tradisional untuk mewujudkan sistem ketahanan keluarga berencana. Tahan berkembang sesuai adab kenusantaraan.

Kata ahlinya, bahwasanya hakikat sila kedua Pancasila, terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus homini, yaitu tindakan manusia yang biasa.  Meminjam istilah Thomas Hobbes manusia yang satu dapat menjadi serigala bagi yang lain (homo homini lupus).

Tindakan kemanusiaan bertujuan memuliakan manusia sesuai fitrah maupun martabat bawaan, turunan. Mensinergikan  kemajemukan masyarakat dalam kebaruan komunitas politik bersama. Fokus terjaganya tata gaul, tata krama antar umat manusia,  bersendikan nilai kemanusiaan, yaitu kebajikan dan kearifan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar